Jarak Elektabilitas Jokowi vs Prabowo Menipis 12,2% karena Isu Ekonomi

Dimas Jarot Bayu
27 November 2018, 16:50
Jokowi Prabowo
ANTARAFOTO | Puspa Perwitasari

Hasil sigi Media Survei Nasional (Median) menunjukkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 dalam Pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin mencapai 47,7%. Angka tersebut hanya selisih 12,2% dibandingkan dengan perolehan suara pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 35,5%.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih di bawah 50% lantaran masalah ekonomi dan kesejahteraan mendominasi benak publik. Sebanyak 48,9% responden menyatakan, masalah tersebut sangat penting diselesaikan pemerintah.

Elektabilitas petahana yang tidak terlalu jauh selisihnya dengan Prabowo-Sandi ini perlu menjadi bahan evaluasi. "Artinya, keunggulan ini masih bisa disamakan Prabowo kalau mereka ingin mengejar," kata Rico dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (27/11). Dari survei ini, sebanyak 16,8% responden menyatakan belum menentukan pilihan.

Jika dirinci, masalah yang menjadi perhatian responden adalah ekonomi dan kemiskinan 26,2%, lapangan pekerjaan 9,4%, harga sembako 7,7%, dan utang negara 1,6%. Lalu, tenaga kerja asing 1,2%, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 1%, stabilitas rupiah 0,7%, subsidi listrik 0,5%, bantuan tidak tepat sasaran 0,3%, dan Upah Minimum Regional 0,2%.

Dari hasil survei, juga terlihat lebih banyak responden yang menyebutkan kekurangan Jokowi, yakni sebanyak 58,5%. Lima besar kekurangan petahana adalah buruknya ekonomi 20,9%, mahalnya harga sembako, BBM, dan listrik 11,5%, pembangunan belum merata 3%, ulama banyak kasus hukum 2,4%, serta bantuan tidak tepat sasaran 2,2%.

Adapun responden yang menyebutkan keberhasilan Jokowi sebanyak 47,6%. Lima besar keberhasilan tersebut mencakup pembangunan infrastruktur 23,2%, bantuan tepat sasaran 4,5%, kesehatan 3,4%, pendidikan 3,2%, dan ekonomi stabil 2,2%.

Oleh karena itu, Rico menyarankan agar Jokowi meyakinkan publik mengenai kelebihan pemerintahannya. Berdasarkan survei Median, jumlah orang yang tidak yakin terhadap kinerja Jokowi, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur, penurunan harga, penambahan lapangan kerja, dan perbaikan ekonomi sebanyak 29,30%.

(Baca: Survei Indikator: Belum Aman, Tren Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun)

Jumlah responden yang yakin terhadap kinerja Jokowi hanya sebanyak 26,9%. Sementara itu, responden yang tidak menjawab sebanyak 43,80%. "Bila Jokowi ingin suaranya naik di atas 50%, kegelisahan ekonomi itu harus diselesaikan," kata Rico.

Di sisi lain, survei Median juga menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga masih tertinggal karena persepsi masyarakat mengenai kompetensi mereka belum terbentuk dengan baik. Sebanyak 24,3% responden yang memilih Prabowo lebih didominasi oleh keinginan terhadap perubahan, pemimpin baru, dan kecewa kepada Jokowi.

Alasan selanjutnya, orang memilih Prabowo karena dianggap tegas 15,9%, mampu memimpin 9,1%, militer 4,4%, dan berwibawa 4,4%. Prabowo juga dianggap sebagai sosok yang keras 3,4% dan ambisius 2,1%.

Karenanya, Rico menyarankan Prabowo untuk memperbaiki gaya komunikasi politiknya. "Prabowo harus mampu membangun persepsi atas kompetensi sebagai figur yang mampu menyelesaikan masalah ekonomi lebih dari petahana," kata Rico.

Median mengadakan survei pada 4-16 November 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di Indonesia. Survei Median dilakukan melalui pemilihan responden secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Kontrol kualitas dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.

(Baca: Kerap Kalah di Survei, Timses Prabowo-Sandiaga Kerja Lebih Keras)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...