10 Blok Migas Berpotensi Besar Hasilkan Cadangan Jumbo

Anggita Rezki Amelia
14 Agustus 2018, 16:22
Migas
ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo
Lapangan minyak Mudi di Desa Mudi Rahayu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang dikelola oleh Pertamina bersama Petrochina.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan setidaknya ada 10 wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) eksplorasi berpotensi besar memiliki cadangan jumbo. Blok-blok itu rencananya akan dilelang setelah penyiapan datanya rampung.

Direktur Jenderal Migas Kementerin ESDM Djoko Siswanto mengatakan blok-blok tersebut tersebar di area timur Indonesia. Beberapa di antaranya di  Wilayah Kutai Basin di Kalimantan. Potensi cadangan di wilayah ini mencapai 500 juta barel setara minyak (MMBOE). “Potensi itu besar. Kita mau cari yang 500 MMBOE,” kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (14/8).

Menurut Djoko, pihaknya sedang menyiapkan data wilayah kerja tersebut. Harapannya, blok itu bisa segera dilelang kepada investor setelah datanya siap. (Baca juga: Cadangan Migas Nasional Bertambah 145 MMBOE dari Lapangan Merakes)

Keberadaan blok-blok baru seperti ini memang penting di tengah produksi dan cadangan migas di Indonesia yang menunjukkan tren menurun. Karena itu, pencarian cadangan migas jumbo sangat diperlukan.

Sebab, bila ditengok ke sejumlah blok yang saat ini masih beroperasi, sebagian besar produksinya terus turun seiring kondisinya yang sudah tua. Alhasil, perlu terobosan untuk meningkatkan produksi dengan eksplorasi masif.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), saat ini Indonesia memiliki cadangan miyak sebesar 3.170 Million Stock Tank Barrels (MMSTB), dan gas bumi 100 triliun standard cubic feet (TSCF). Sementara itu, produksi migas terus menurun. Per 1 Agustus 2018, produksi minyak mencapai 772 ribu barel per hari (bph), dan gas 7.762 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Di tempat yang sama Pengawas Internal SKK Migas Taslim Z. Yunus mengatakan pihaknya siap memberikan data migas kepada investor untuk daerah-daerah terbuka atau open area. Dengan begitu, investor bisa dengan mudah mengakses data untuk menunjang kegiatan eksplorasi investor di area tersebut.

“Tahun ini, SKK Migas sudah mengumpulkan data KKKS, kemudian bertahap data open area. Jadi kalau pemerintah bilang open akses data, bapak-bapak (investor) bisa datang ke SKK Migas,” ujarnya.

Upaya pemerintah dan SKK Migas ini diharapkan akan menarik investor kembali masuk Indonesia. Sebab, investasi hulu migas mengalami tren penurunan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2014, investasi hulu migas US$ 20,4 miliar sebagai capaian tertinggi  seiring naiknya harga minyak mentah dunia hingga di atas US$ 100/barel. Namun, setelah itu modal yang masuk terus menurun tinggal US$ 9,3 miliar pada 2017.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...