Uji Coba Berhasil, Kereta Api Akan Berbahan Bakar LNG
PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya memasok gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) sebagai bahan bakar lokomotif kereta api, setelah melalui serangkaian tahap uji coba. Tujuannya agar kereta api dapat mendiversifikasi bahan bakarnya menjadi lebih bersih dan murah.
Vice President of the Liquefied Natural Gas (LNG) Pertamina Didik Sasongko Widi mengatakan, Pertamina bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggagas penggunaan LNG untuk bahan bakar kereta api ini. Dengan jarak tempuh kereta api yang jauh, maka penggunaan LNG dapat lebih hemat dan harga yang ditawarkan pun lebih murah.
Sebagai tahap awal, Pertamina dengan KAI akan melakukan perjanjian komersial. Namun, Didik belum bisa memastikan kapan rencana ini dapat terealisasi. "Belum ditetapkan (pilot project). Tapi sekarang dites di Balai Jasa Jogja. Hasilnya sudah baik dan hari Selasa (11/10) kami mau buat ceremony untuk menunjukkan hasilnya," ujar Didik dalam acara workshop Pertamina, di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (7/10).
(Baca: Luhut Dorong KAI Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri)
Ia menambahkan, rencananya penggunaan LNG untuk kereta api ini dapat dimulai tahun 2018. Pada awal peluncurannya, kebutuhan LNG untuk kereta api ini masih kecil, yakni sekitar 5 mmscfd per hari. Sedangkan, sampai tahun 2020, diperkirakan kebutuhannya akan tetap. Sebab, penggunaan LNG ini akan diterapkan terlebih dahulu pada trayek kereta api jalur pantai utara (Pantura) Jawa.
"Karena kan tidak bisa semuanya tiba-tiba diganti. Jadi itu Pantura semua. Tapi pasti akan naik terus," ujar Didik. (Baca: Konsorsium Kereta Cepat Belum Penuhi Syarat Utang dari Cina)
Untuk menyukseskan rencana diversifikasi energi yang digunakan kereta api dari berbahan bakar solar menjadi LNG ini, KAI akan segera menyediakan konverter kit atau mesin lokomotif yang dapat menggunakan bahan bakar gas cair tersebut. Sedangkan Pertamina bertugas untuk terus memasok LNG sebagai bahan bakar kereta api.
Sebagai informasi, program diversifikasi energi ini bukan hanya dilakukan untuk kereta api. Secara internal, Pertamina akan menggunakan LNG untuk menggantikan bahan bakar solar bagi truk-truk Pertamina yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM).
(Baca: BP Siap Mulai Konstruksi Proyek Train III Tangguh Bulan Ini)
Namun, tidak semua truk Pertamina akan menggunakan LNG ini. Hanya dipakai oleh truk BBM yang memiliki jarak tempuh cukup jauh. "Kalau yang antar-Jakarta itu biar pakai solar saja, karena penggunaan jarak jauh ini kan konverternya mahal. Kalau digunakan jarak dekat, keekonomiannya tidak memenuhi syarat," ujar Didik.