Agar Laku, Pertamina Turunkan Harga Gas Lapangan Tiung Biru

Arnold Sirait
6 Oktober 2016, 14:40
Pipa gas
Katadata

PT Pertamina (Persero) mulai menawarkan harga gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru lebih rendah dari harga sebelumnya. Dengan begitu, gas tersebut bisa laku dan proyek di Blok Cepu ini dapat berjalan.  

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, para pihak yang terkait dengan proyek gas Jambaran-Tiung Biru sudah bertemu untuk menentukan harga gasnya. “Agar proyek bisa berjalan, maka ada pembicaraan mengenai kemampuan beli konsumen dan penyesuaian belanja modal dari kemampuan daya beli tersebut,” kata dia usai rapat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (5/10) malam. (Baca: Tekan Harga, Pemerintah Akan Atur Margin Keuntungan Pedagang Gas)

Saat ini Pertamina EP Cepu selaku operator di Lapangan Jambaran-Tiung Biru mematok harga gas US$ 8 per mmbtu eskalasi dua persen. Patokan harga ini sesuai dengan proposal rencana pengembangan lapangan (PoD) yang sudah disetujui pemerintah.

Tapi, pembeli gas Tiung Biru menginginkan harganya lebih rendah lagi. Awalnya pembeli gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru adalah Pertamina sebesar 100 mmscfd dan pabrik pupuk sebesar 70 mmscfd.

Sayangnya, pabrik pupuk ini membatalkan rencana pembelian gas tersebut. Alhasil, alokasinya berubah dan Pertamina akan mengambil seluruh alokasi untuk pabrik pupuk itu.

Gas tersebut semula akan dijual lagi ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, PLN keberatan membeli dengan harga saat ini, meskipun sudah meneken kesepakatan awal /Head of Agreement (HoA). (Baca: PLN Akan Serap Gas Jambaran-Tiung Biru Jika Harga di Bawah US$ 8)

Untuk itu, Pertamina mengusulkan agar harga gas dari Lapangan Tiung Biru ini turun menjadi sekitar US$ 7 dolar per mmbtu. Tapi, harga ini masih harus melihat keekonomian proyek, apakah biaya bisa dipangkas agar harga bisa turun. “Kalau hal itu (keekonomian) ketemu, selesai (harganya bisa turun),” ujar Syamsu.

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga pernah menawarkan tiga insentif kepada Pertamina EP Cepu untuk pengembangan lapangan gas Tiung Biru di Blok Cepu. Insentif ini diberikan karena hingga kini gas bumi yang akan diproduksi dari lapangan tersebut belum juga laku.

Dengan insentif ini diharapkan proyek Jambaran-Tiung Biru bisa menjadi lebih ekonomis. Insentif yang pertama, pemberian investment credit atau tambahan pengembalian biaya modal dalam jumlah tertentu, yang berkaitan langsung dengan fasilitas produksi.

Kedua, skema bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor di Lapangan Tiung Biru. Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah menginginkan agar bagian kontraktor di Blok Cepu lebih besar dari pemerintah. (Baca: Tiga Tawaran Pemerintah untuk Proyek Jambaran-Tiung Biru)

Ketiga, mengkaji pemberlakuan cost recovery atau pemulihan biaya operasi di Lapangan Tiung Biru. PEPC saat ini masih mengkaji tenggat waktu depresiasi yang bisa diterapkan di lapangan gas tersebut.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...