Menteri ESDM Segera Diumumkan, Sudirman Beri Catatan Khusus
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengisyaratkan, jabatannya akan segera diisi oleh menteri yang definitif dalam waktu dekat ini. Mantan Menteri ESDM Sudirman Said pun memberikan kriteria dan catatan khusus kepada calon Menteri ESDM tersebut.
Sudirman, yang tak lagi menjabat Menteri ESDM sejak 27 Juli lalu setelah digantikan oleh Arcandra Tahar, menyebut beberapa kriteria untuk memangku jabatan tersebut. Kriteria itu tidak sekadar pintar dan berpengalaman, namun juga harus memiliki integritas dan kejujuran.
Ia pun menyitir ungkapan mantan Wakil Presiden Muhammad Hatta mengenai kriteria seorang pemimpin. “Kalau kurang cerdas bisa diatasi dengan belajar, kurang pengalaman bisa dilatih. Tapi, kalau kurang jujur sudah tidak bisa diapa-apakan,” kata Sudirman, usai menghadiri upacara peringatan Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-71 di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/10) pagi.
(Baca: Peluang Arcandra Jabat Menteri ESDM Kembali Menguat)
Menurut Sudirman, pemimpin yang memiliki nilai kejujuran, kompentensi, dan mampu menjaga integritas memang dibutuhkan oleh seorang Menteri ESDM. Apalagi, Kementerian ESDM merupakan hulu dari seluruh kegiatan ekonomi. Tanpa ada kelurusan niat, maka segala kerumitan akan susah untuk diurai. “Kalau hulunya jernih, hilirnya ikut jernih. Tapi kalau hulunya keruh, ikut keruh juga,” katanya.
Ia meyakini, calon Menteri ESDM akan diisi oleh orang yang kompeten karena berfungsi sebagai pengambil kebijakan. Apalagi, Tim ESDM ini sangat baik, kuat dan diisi orang-orang profesional.
Karena itu, Sudirman berharap agar Presiden Joko Widodo segera menunjuk Menteri ESDM yang definitif. Alasannya, sudah hampir dua bulan posisi tersebut belum terisi dan hanya dijalankan oleh Pelaksana tugas. “Saya sangat mengharapkan segera diakhiri ketidakpastian,” ujarnya.
Saat berpidato di tempat yang sama, Luhut mengisyaratkan tidak akan lama lagi menjabat Plt Menteri ESDM. "Saya mungkin tidak terlalu lama jadi Plt Menteri ESDM. Waktu saya yang sangat singkat ini semoga bisa meninggalkan sesuatu ke saudara semua," katanya. Ia pun berpesan, agar para pemangku jabatan di Kementerian ESDM dapat melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin sepeninggalnya dari sektor strategis itu.
(Baca: Di Depan Sudirman dan Arcandra, Luhut Bahas Jabatan Menteri ESDM)
Posisi Menteri ESDM memang lowong setelah Presiden memberhentikan Arcandra pada 15 Agustus lalu, atau hanya 20 hari sejak dia memangku jabatan tersebut. Alasannya, Arcandra diterpa kabar status kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) sejak tahun 2012. Kemudian, Presiden mendapuk Luhut sebagai Plt Menteri ESDM.
Kans Arcandra kembali menjabat Menteri ESDM terbuka setelah Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly meneguhkan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada 1 September lalu. Bahkan, berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, Presiden akan kembali mengangkat Arcandra sebagai Menteri ESDM pada pekan ini.
Padahal, kans Arcandra sebelumnya sempat menipis lantaran Presiden mempertimbangkan risiko hukum dan politik jika mengangkatnya kembali menjadi Menteri ESDM. Bahkan, Presiden sempat menggodok enam nama calon pengisi posisi tersebut, yang mengerucut kepada nama Ardian Nengkoda, insinyur di perusahaan minyak Saudi Aramco. “Sampai Jumat (30/9) lalu, peluang Ardian masih kuat,” kata sumber Katadata.
(Baca: BPK Temukan Penyimpangan Cost Recovery ConocoPhillips dan Total)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Inas Nasrullah Zubir mematut kelayakan Arcandra mengisi posisi Menteri ESDM. Ia menilai, Arcandra memang cerdas di bidangnya yakni minyak dan gas bumi, tapi belum menguasai medan. "Jika memang dipaksakan untuk mendapatkan posisi sebaiknya sebagai Kepala SKK Migas," katanya.
Menurut Inas, jika menjabat Kepala SKK Migas maka Arcandra bisa membenahi cost recovery atau pemulihan biaya operasi di hulu migas.
