Permintaan Tinggi, Harga Minyak Indonesia April Naik US$ 3 per Barel
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price / ICP) kembali menunjukan penguatan pada bulan lalu. Tim Harga Minyak Indonesia mencatat ICP April mencapai US$ 37,20 per barel. Harga ini naik US$ 3,01 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 34,19 per barel.
"Peningkatan harga minyak mentah Indonesia ini, sejalan dengan perkembangan harga beberapa minyak mentah utama di pasar Internasional," ujar Tim Harga Minyak Indonesia dalam keterangan resminya, Selasa (3/5).
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) di bursa komoditas New York naik US$ 3,16 menjadi US$ 41,12 per barel. Minyak Brent naik US$ 3,55 menjadi US$ 43,34 per barel dan harga basket OPEC naik US$ 2,96 menjadi US$ 37,62 per barel. (Baca: Pasokan Menyusut, Harga Minyak Indonesia Maret Naik 18 Persen)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga minyak bulan lalu. Salah satunya permintaan minyak dunia yang sedang mengalami peningkatan. Meningkatnya permintaan dibarengi oleh menurunnya produksi minyak di beberapa Negara penghasil.
Publikasi bulanan International Energy Agency (IEA) April 2016 menyatakan tingkat permintaan minyak dunia pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai 94,82 juta barel per hari. Angka ini lebih tinggi 160 ribu barel per hari dibandingkan prediksi sebelumnya.
Selain minyak mentah, permintaan produk minyak juga mengalami kenaikan. Energy Information and Administration (EIA) Amerika Serikat mencatat tingkat permintaan rata-rata gasoline di negara tersebut pada 22 April 2016, naik 71 ribu barel per hari dibandingkan 25 Maret 2016.
Di sisi lain pasokan dan produksi minyak mentah dunia pada bulan lalu malah menurun. IEA mencatat suplai minyak mentah dunia turun 260 ribu barel per hari menjadi 96,09 juta barel, dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara EIA menyebutkan rata-rata produksi minyak mentah Amerika Serikat pada bulan lalu turun 84 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. (Baca: Februari, Harga Minyak Indonesia Mulai Merangkak Naik)
Faktor lainnya adalah penggunaan rig untuk produksi minyak yang juga turun. OPEC mencatat penggunaan rig sejak Maret lalu telah berkurang hingga 156 unit. Di Amerika Serikat jumlah penggunaan rig minyak turun 29 unit. Penggunaan kapasitas terpasang kilang dunia sepanjang kuartal I tahun ini juga lebih rendah 200 ribu barel per hari, menjadi 79,3 juta barel per hari dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Hal ini berpengaruh juga pada penurunan stok minyak komersial, gasoline dan distillate. Berdasarkan publikasi organisasi negara-negara produsen minyak OPEC bulan lalu, stok minyak komersial kelompok Negara-negara kerja sama pembangunan ekonomi, OECD, turun 7,9 juta barel pada Februari dibandingkan Januari. Sementara stok gasoline di Amerika serikat pada April turun 1,3 juta barel dan stok minyak distilasi turun 2,9 juta barel.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh beberapa hal. Adanya revisi atas perkiraan produksi minyak Cina tahun ini sebesar 85 ribu barel per hari, dibandingkan prediksi sebelumnya. Rata-rata permintaan minyak India pada Januari sampai dengan Februari juga naik 0,5 juta barel per hari dibandingkan periode yang sama tahun 2015 menjadi 4,6 juta barel per hari. (Baca: Banjiri Pasar Dunia, Ekspor Minyak Irak Nyaris Pecahkan Rekor)