Produksi Gas Pertamina Bertambah 21 Persen Tahun ini
KATADATA - Produksi gas bumi PT Pertamina (Persero) akan bertambah sekitar 21 persen tahun ini. Penambahan ini seiring dengan pengambilalihan dua blok migas milik PT ExxonMobil Oil Indonesia di Nangroe Aceh Darusalam.
Gunung Sardjono Hadi, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi mengatakan pengalihan Blok B dan Blok NSO (North Sumatera Offshore) tersebut secara resmi mulai berlaku pada 1 Oktober 2015. Namun, penambahan produksinya terhitung sejak awal tahun.
"Tambahannya dihitung per 1 Januari 2015 sampai Desember 2015," kata dia di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (7/10). (Baca: Langkah Tergesa-gesa Pertamina Mencaplok Aset Migas di Aceh)
Dua blok migas ini akan menyumbang produksi gas tahun ini sebesar 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan produksi kondensat sebesar 1.300-1500 barel per hari. Dengan tambahan ini, total produksi gas Pertamina hingga akhir tahun dapat mencapai 570-580 MMSCFD. Sedangkan produksi kondensat dapat mencapai 65.000 barel per hari.
Gunung menilai kedua blok migas yang diambil dari ExxonMobil ini masih memiliki potensi untuk dikembangkan.
Selain itu kedua blok tersebut bisa disinkronkan dengan fasilitas regasifikasi gas dari PT Arun Natural Gas Liquefaction. ExxonMobil tidak hanya melepas aset dua blok migas di Aceh. Perusahaan migas multinasional asal Amerika Serikat ini juga menjual asetnya di Arun Natural Gas Liquefaction kepada Pertamina.
"Memang ada beberapa prospek yang memungkinan untuk dimonetisasi atau kita speed up lah. Kami kan enggak hanya melihat blok B dan NSO tapi juga kilang arun yang kami manfaatkan untuk regasifikasi dan peta gas di Arun," ujar dia.
(Baca: Ambil Alih Blok Migas di Aceh, Pertamina Siap Tampung Pekerja Exxon)
Saat ini pihaknya masih akan mengembangkan sumur-sumur migas yang sudah ada. Makanya dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (work plan and budgeting/WPNB) tahun depan, diperkirakan besaran produksinya masih sama dengan tahun ini. Meski demikian, masih ada potensi untuk meningkatkan produksi dengan mempercepat eksplorasi dan pemboran pada sumur-sumur yang potensial.
Kontrak kedua blok migas tersebut akan habis pada 2018. Dengan melihat potensi yang ada, Pertamina berharap pemerintah bisa memperpanjang kontraknya. Bukan hanya untuk Pertamina, melainkan untuk kebutuhan energi nasional.
Sekadar informasi, Blok B tercatat memiliki cadangan minyak sebesar 3.343 million stock tank barrels (MTSB) dan cadangan gas sebesar 104 miliar kaki kubik (Billions of Standard Cubic Feet/BSCF). Sedangkan Blok NSO memiliki cadangan minyak sebesar 272 MTSB dan cadangan gas 92 BSCF.