BNPB Klaim PSBB Tekan Sebaran Covid-19 di Jabodetabek & Makassar
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah berhasil menekan penyebaran Covid-19. Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat Dody Ruswandi mengatakan, PSBB telah menunjukkan hasil yang baik di beberapa daerah, seperti Makassar dan Jabodetabek.
"Secara umum PSBB berhasil," kata Dody dalam Rapat Dengar Pendapat virtual dengan Komisi VIII DPR, Selasa (12/5).
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah BNPB melakukan rapat dengan para Gubernur, akhir pekan lalu.
Dia mencontohkan salah satu kasus berhasil ada di Makasar. Sebelumnya, kasus positif covid-19 di Makassar sempat tumbuh 70%. Namun setelah 14 hari PSBB, pertumbuhan kasus virus corona di Makasar dapat ditekan menjadi 29%.
(Baca: Pemerintah Ingatkan Warga untuk Disiplin Jika Ingin Corona Mereda Juni)
Kemudian, jumlah pasien sembuh di Makasar juga lebih tinggi. Jika sebelumnya persentase pasien tumbuh hanya 16%, saat ini pertumbuhannya naik menjadi 86%. Di sisi lain, pertumbuhan angka kematian di Makasar juga menurun, dari 8% menjadi 4%.
Data dari Info Penanggulangan Covid-19 Kota Makasar pada Selasa (12/5) pukul 11 WITA, jumlah kasus positif di Makasar mencapai 487 kasus dengan total pasien sembuh 215 kasus dan pasien meninggal 37 kasus. Sementara, total Pasien dalam Pemantauan (PDP) mencapai 526 orang dan jumlah Orang dalam Pemantauan 1.055 orang.
Selain Makasar, PSBB juga berhasil diterapkan di Tangerang Selatan. Dody mengatakan, tingkat efektivitas PSBB di Tangerang Selatan mencapai 77%.
Data dari Kota Tangerang Selatan pada 11 Mei, kasus konfirmasi positif di wilayah tersebut mencapai 141 kasus, tidak ada penambahan kasus dibandingkan hari sebelumnya. Sementara, pasien sembuh mencapai 16 kasus dan pasien meninggal mencapai 19 kasus.
Kemudian, total ODP di Tangerang Selatan mencapai 1.756 kasus atau meningkat 9 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Sementara, PDP di Tangerang Selatan mencapia 561 kasus, meingkat 3 kasus dibandingkan hari sebelumnya.
Penurunan kasus covid-19, lanjut Dody, juga terjadi di Jabodetabek. Salah satunya, kasus positif covid-19 di Bogor telah stagnan dalam sepekan terakhir serta diikuti penambahan kasus pasien sembuh, meski tidak signifikan.
(Baca: Jokowi Minta Evaluasi PSBB karena Penerapannya Dinilai Belum Efektif)
Data Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Bogor pada 11 Mei pukul 13 WIB, jumlah kasus positif covid-19 mencapai 95 kasus, pasien sembuh mencapai 20 kasus, dan pasien meninggal 14 kasus.
Sementara, jumlah ODP mencapai 1.208 kasus dan PDP mencapai 246 kasus. Keduanya tidak mengalami peningkatan kasus dibandingkan hari sebelumnya.
Meski PSBB berhasil menekan jumlah kasus di sejumlah daerah, Dody mengakui terjadi peningkatan kasus di Jawa Timur. Oleh karena itu, PSBB akan dilanjutkan di wilayah teresebut.
"Kami juga akan fokus di Jawa Timur," ujar dia.
Kendala PSBB Sektor Industri
Di tengah upaya menekan jumlah kasus, dia Dody menyatakan masih ada kendala pada penerapan PSBB di Bekasi. Ini dikarenakan sejumlah pabrik diketahui masih beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menutup sejumlah pabrik yang masih beroperasi selama PSBB.
Menurut Dody, BNPB juga telah menyurati Menteri Perindustrian agar para industri yang masih beroperasi dengan jumlah tenaga kerja besar melakukan pengadaan alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) . Hal ini untuk mencegah munculnya klaster baru penyebaran covid-19 dari sektor industri.
(Baca: Lockdown Dilonggarkan, Kasus Corona di Tiongkok & Jerman Bertambah)
Selain dari kegiatan industri, Dody juga berharap arus transportasi di Bekasi dapat berkurang. "Karena peningkatan kasus positif ini terkait langsung dengan arus transportasi," ujar Dody.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga memberikan kewenangan bagi Bupati dan Walikota untuk bertindak tegas terhadap industri yang masih beroperasi. Penindakan juga diperlukan bagi pabrik yang tidak menerapkan jaga jarak fisik.