Permintaan Anjlok, Pertamina Pangkas Produksi Gas hingga 4%
Pertamina terpaksa memangkas produksi gas hingga 4% dari target tahun ini. Pasalnya, permintaan gas dari konsumen industri terus turun akibat pandemi corona.
Vice President Corporate Commmunication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan pemangkasan produksi gas berlaku di semua anak usaha di sektor hulu. Meski demikian, dia tak menyebutkan secara detail besaran produksi gas perusahaan.
"Secara umum produksi gas kita turunkan sebesar 4%," kata Fajriyah kepada katadata.co.id, Kamis (14/5).
Dirinya hanya menjelaskan prioritas sektor hulu Pertamina saat ini yaitu optimalisasi dan efektivitas biaya. Pertamina pun mendorong seluruh anak usaha hulu meningkatkan sikap cost awareness dan cost consciousness pada semua lini operasional. Selain itu, anak usaha diminta meninjau kembali rencana kerja dan anggaran untuk menjaga keekonomian proyek hulu migas.
(Baca: Harga Minyak Anjlok, Pertamina Pangkas Penggunaan Rig dan Pengeboran)
Secara keseluruhan, Pertamina berencana mengurangi aktivitas sumur eksplorasi dan sumur eksploitasi sebesar 25% hingga 35%. Sedangkan aktivitas pada sumur yang memberikan kontribusi langsung pada produksi, termasuk kegiatan workover, tetap dipertahankan. Hal tersebut didasarkan pada cost & benefit bagi perusahaan.
Dengan strategi tersebut, Fajriyah berharap, biaya operasional sektor hulu Pertamina dapat diefektifkan dari US$ 5,52 miliar menjadi US$ 4,44 miliar. Sedangkan biaya investasi dioptimalkan sebesar 24% dari US$ 3,7 miliar menjadi US$ 2,8 miliar.
"Untuk produksi migas, kami berupaya menjaganya di atas 894 MBOEPD," kata dia.
Fahriyah pun mengatakan pihaknya harus beradaptasi dalam kondisi apapun, baik di saat harga minyak melonjak tinggi maupun saat turun tajam. Dia pun optimistis perusahaan bisa melewati masa sulit saat ini.
(Baca: Ada Pandemi Corona, Pertamina Takut Produksi Blok Mahakam Tak Terserap)