Upaya SKK Migas Genjot Produksi Enam Blok Terminasi Tahun Ini
Pemerintah telah memutuskan pengelola enam blok migas yang terminasi pada 2020. Dengan begitu, kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS bisa menjaga bahkan meningkatkan produksi migas di blok tersebut.
Adapun, keenam blok terminasi tersebut terdiri dari Blok Makassar Strait, Blok Brantas, Blok Kepala Burung, Blok Malacca Strait, Blok Salawati, dan Blok South Jambi B.
Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro mengatakan hak partisipasi Blok Makassar Strait yang dilepaskan dari Proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) dipegang oleh Chevron Pacific Indonesia, Pertamina Hulu Energi dan TipTop. Kontraktor tersebut bakal menjalankan program well service pada tahun ini.
"Program itu untuk menjaga laju penurunan produksi," ujar Murdo kepada Katadata.co.id, Kamis (16/7)
Kemudian, hak partisipasi Blok Brantas dipegang oleh Lapindo Brantas Inc yang bertindak sebagai operator dengan hak partisipasi 50%. Sedangkan sisa hak partisipasi dipegang oleh PT Prakarsa Brantas sebesar 32% dan PT Minarak Brantas sebesar 18%.
Ketiga kontraktor itu bakal membagi hak kelolanya secara proposional kepada BUMD sebesar 10%. Adapun, program kerja pada tahun ini berupa pengeboran sumur pengembangan dan eksplorasi.
"Hingga Juni 2020, terealisasi satu kegiatan pengeboran. Sedangkan pengeboran eksplorasi dijadwalkan pada akhir tahun ini," ujarnya.
(Baca: SKK Migas Minta ExxonMobil Kerek Produksi Blok Cepu Jadi 235 Ribu BOPD)
Berikutnya, Blok Kepala Burung yang akan habis kontrak pada 15 Oktober 2020 dan tetap dioperatori oleh Petrogas (Basin) Ltd. Perusahaan itu memiliki hak partisipasi sebesar 70%, dan sisanya 30% diberikan kepada Pertamina. Pada kontrak sebelumnya, Petrogas memiliki hak kelola 60% di Blok Kepala Burung.
Murdo mengatakan Petrogas awalnya berencana mengebor sumur pengembangan di Blok Kepala Burung tahun ini. Namun, harga minyak yang rendah mengakibatkan program tersebut ditunda. Sehingga kegiatan saat ini difokuskan pada work over dan well service.
Selain itu, ada Blok Malacca Strait yang dikelola oleh EMP Malacca Strait S.A. Kontraktor tersebut bakal melaksanakan program pengeboran sumur pengembangan.
Program tersebut sempat tertunda karena harga minyak yang anjlok dan pandemi corona. Namun, kegiatan pengeboran sudah bisa dilanjutkan kembali.
Di sisi lain, pemerintah memutuskan mengganti pengelola Blok Salawati dan Blok South Jambi B. Blok Salawati akan dioperatori oleh Petrogas Ltd. melalui anak perusahaannya Petrogas (Island) Ltd. Sebelumnya, blok itu dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-PetroChina Salawati (JOB P-PS).
"Setelah alih kelola pada April 2020, program well service di Blok Salawati sudah terlaksana, namun belum ada program pengeboran pada tahun ini," ujarnya.
Sedangkan Blok B South Jambi yang sebelumnya dioperatori oleh ConocoPhillips bakal dikelola oleh Jindi South Jambi B Co. Ltd. Perusahaan tersebut mendapatkan hak kelola melalui proses lelang WK Migas Tahap II 2018 yang diselenggarakan Kementerian ESDM. Adapun, kontrak berlaku efektif per 26 Januari 2020.
Pada tahun ini terdapat program work over dan well service di Blok South Jambi B. Hingga akhir bulan lalu, SKK Migas mencatat satu kegiatan work over dan satu well service telah terlaksana di blok tersebut.
SKK Migas menargetkan proyek tersebut bisa berproduksi mulai Oktober 2020. Kemudian, kontraktor melaksanakan program reaktivasi Teluk Rendah Gas Plant untuk penyaluran di South Area dan studi pengembangan lapangan Bungin (North Area).