Pidato Pelantikan Biden: Ajak Warga AS Bersatu Hadapi Corona & Rasisme
Joe Biden telah mengambil sumpah sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump pada Rabu (20/1) waktu setempat. Usai mengucapkan janji, mantan Wakil Presiden AS tersebut lalu memberikan pidato pertamanya.
Dalam pidato berdurasi 21 menit tersebut, Biden banyak menyinggung soal persatuan, demokrasi, hingga tantangan yang dihadapi Negeri Paman Sam. Awalnya ia menyinggung soal kemenangan demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai usai kekerasan terjadi di Capitol.
Dia lalu mengatakan sejarah negara tersebut melalui badai, peperangan, dan perselisihan namun masih selamat hingga saat ini. “Kisah Amerika tak bergantung pada salah satu atau sebagian dari kita, tetapi pada kita semua,” kata Biden dikutip dari The New York Times, Kamis (21/1).
Dia mengatakan AS yang pernah diuji lewat Perang Saudara, Depresi Besar, Perang Dunia I dan II, hingga serangan 9/11 tetap bertahan. Kali ini, AS sedang dilanda pandemi Covid-19 yang disebutnya sebagai ‘musim dingin’.
Meski demikian, Biden berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan besar dalam menaklukan virus, menyediakan pekerjaan, membangun perawatan kesehatan, hingga keadilan rasial. “Kita bisa menjadi AS, sekali lagi, kekuatan terdepan untuk kebaikan di dunia,” katanya.
Hal tersebut menurutnya dapat tercapai jika rakyat AS bersatu tanpa amarah serta saling menunjukkan rasa hormat antara satu dengan lainnya. Biden lalu mengajak masyarakat AS menolak adanya manipulasi fakta dan kenyataan.
“Amerika harus lebih baik dari ini dan saya yakin kita bisa lebih daik dari ini,” ujarnya.
Biden lalu menyinggung soal demokrasi dan kondisi AS usai kampanye Pilpres yang cukup membelah masyarakat. Poliitisi Partai Demokrat itu mengimbau semua orang yang tak mendukungnya untuk memberi kesempatan padanya bekerja demi kepentingan bersama.
Dia juga tak mempermasalahkan jika ke depannya, pihak yang kontra masih tak sependapat. Menurutnya hal tersebut adalah konsekuensi dari demokrasi yang menjadi kekuatan AS.
“Namun dengarkan saya: ketidaksepakatan tidak harus mengarah pada perpecahan,” ujar Biden.
Ia juga memahami banyak warga AS yang gelisah dengan masa depannya, pekerjaan mereka, hingga nasib keluarganya. Meski demikian Biden mengingatkan ketidakpercayaan hingga terus menyalahkan orang lain bukan jalan keluar dari permasalahan.
“Kita harus mengakhiri perang tak beradab merah (Republik) dengan biru (Demokrat), desa lawan kota, dan konservatif versus liberal,” katanya.
Secara khusus, Biden memanggil seluruh warga AS untuk Bersatu melawan musim dingin Covid-19 yang paling sulit dan mematikan. Apalagi 400 ribu orang di sana telah meninggal dunia usai melawan penyakit ini.
Bukan hanya itu, AS juga menghadapi ketidakadilan yang meningkat, sengatan rasisme secara sistemik, hingga krisis iklim. Oleh sebab itu, Biden merasa saat ini AS perlu menunaikan panggilan sejarah dengan dengan keyakinan dan persatuan.
“Itulah utang kita kepada leluhur kita, satu sama lain, dan bagi generasi berikutnya,” katanya.