Menkes Akan Benahi Data dan Tes Corona untuk Tekan Tingkat Positif
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti kenaikan tingkat positif (positivity rate) kasus Covid-19 setelah periode libur sebagai hal abnormal atau tidak lazim.
Positivity rate Covid-19 RI memang terus menanjak meski ada penurunan kasus. Bahkan, angka rasio positif tersebut mencapai rekor 38,3 persen pada Selasa (16/2).
Oleh sebab itu ia akan membenahi tiga hal demi mengetahui pangkal masalah kenaikan rasio kasus positif ini. “Positivity rate kita abnormal, tentu kami akan cek dulu agar kesimpulannya benar,” kata Budi dalam sebuah sesi konferensi pers, Rabu (17/2).
Budi lalu menyampaikan kemungkinan penyebabnya. Pertama, masih banyak rumah sakit dan laboratorium yang hanya mengirim hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR) positif corona.
Hal ini bisa terjadi lantaran penggunaan aplikasi yang rumit atau data yang terlalu banyak. “Maka kami perbaiki user interface testing agar memudahkan semua data termasuk yang negatif masuk,” kata Budi.
Hipotesa kedua, banyak laboratorium belum konsistem memasukkan laporan ke pusat. Oleh sebab itu Kemenkes akan berkomunikasi dengan laboratorium agar lebih disiplin dan tepat waktu memasukkan laporan. “Jangan ditunda lama agar kami bisa mengambil kebijakan,” katanya.
Ketiga, adanya kasus positif yang besar namun tak diimbangi kapasitas tes memadai. Oleh sebab itu pemerintah akan meningkatkan pemeriksaan dengan menggunakan swab antigen.
“Sistem sedang diuji dan disiapkan, harapannya pekan ini antigen bisa masuk dalam laporan (kasus baru),” kata Budi.
Meski demikian, Budi tetap menganggap angka tingkat positif Covid-19 ini terlampau tinggi. Padahal menurut badan kesehatan dunia (WHO), rasio ideal tes dengan kasus positif hanya 5 persen.
“Memang, khususnya ketika libur maka jumlah yang dites turun sehingga konfirmasi positif turun namun positivity rate naik,” katanya.
WHO sebelumnya menetapkan jumlah tes harus menjangkau 1 : 1.000 penduduk per pekan. Dengan penduduk Indonesia sebanyak 267 juta, jumlah tes per pekan harusnya mencapai 267.000 atau sekitar 38.000 per hari.