Pasca Lebaran, Reksa Dana Pasar Uang Masih Menjadi Pilihan
Bareksa.com - Setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, perdagangan di pasar saham dan obligasi kembali buka pada 17 Mei 2021. Kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 menjadi perhatian masyarakat setelah liburan, sehingga reksa dana pasar uang masih menjadi pilihan.
Chief Research & Business Development Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan, selama periode Mei menjelang Lebaran, IHSG masih sulit menembus level 6,000 karena aksi jual investor yang mengamankan keuntungan mengantisipasi liburan. Meskipun terdapat beberapa perbaikan fundamental makro ekonomi, kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 dari global maupun dalam negeri masih membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini, yang diproyeksikan cenderung koreksi di level perdagangan 5.850-6.000.
Sementara itu, dari global, kenaikan inflasi Amerika (AS) pada April yang mencatat rekor tertinggi sejak 2009, yakni sebesar 4,2 persen secara tahunan (YoY) kembali memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS yang sempat menyentuh level 1,7 persen pada pekan lalu. Hal ini diprediksi akan turut mendorong penurunan harga SBN serta kenaikan acuan imbal hasil (yield) obligasi Indonesia dengan perkiraan rentang 6,40-6,60 persen.
"Mempertimbangkan beberapa faktor tersebut, instrumen reksa dana berbasis pasar uang masih bisa menjadi alternatif investasi pada pekan ini," ujar Putu.
Hanya efektif selama dua hari, IHSG pekan lalu naik 0,17 persen ke level 5.938,35 pada Selasa 11 Mei 2021. Sektor saham yang menjadi pendorong utama IHSG adalah sektor energi yang naik 1,26 persen dan sektor barang baku yang menguat 0,75 persen. Investor asing mencatat aksi beli di pasar saham senilai Rp85 miliar.
Sementara itu, imbal hasil obligasi negara bertenor 10 tahun turun menjadi 6,41 persen pekan lalu, dibandingkan 6,44 persen pekan sebelumnya. Investor asing mencatat pembelian bersih sekitar Rp1 triliun selama minggu pertama Mei 2021.
Konstituen Baru MSCI
Bagi investor agresif dan jangka panjang, reksa dana saham bisa menjadi pertimbangan dengan memperhatikan aset saham dalam portofolionya. Terbaru, perusahaan jasa keuangan global Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengumumkan penambahan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) ke dalam portofolio Indeks MSCI Global Standard.
Hal ini menjadi sentimen positif untuk reksa dana berbasis saham TBIG, mengingat pilihan saham yang masuk ke indeks MSCI tersebut adalah saham unggulan yang baik secara fundamental. TBIG sebagai salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia membukukan kenaikan laba bersih sekitar 23 persen menjadi Rp1,01 triliun sepanjang 2020.
TBIG juga mencatat kenaikan pendapatan sekitar 13 persen YoY yang mayoritas berasal dari pendapatan kontrak dengan operator telekomunikasi, sehingga pendapatan TBIG diproyeksikan lebih stabil dalam jangka panjang. Sejak awal tahun, pergerakan saham TBIG telah mencatat kenaikan kinerja yang signifikan sebesar 60,74 persen ke level Rp2.620.
Grafik Kinerja Saham TBIG YtD (30 Des 2020 – 11 Mei 2021)
Sumber: Bareksa
Sejumlah reksa dana saham yang memiliki saham TBIG dalam portofolionya, per Maret 2021 termasuk:
- Batavia Dana Saham Optimal
- Eastspring Investments Value Discovery Kelas A
- Manulife Saham Andalan
- BNP Paribas Pesona
- TRIM Kapital
Reksa dana adalah kumpulan dana investor yang dikelola manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam aset-aset keuangan, seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksa dana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Ingin membeli reksa dana di Bareksa? Daftar di http://bit.ly/BareksaKatadata
Untuk transaksi, gunakan kode referal ini: KATADATA
Disclaimer
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.