Tiga Hal Penting Penanganan Covid-19, Luhut Sebut Kepatuhan Prokes 60%
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyadari pentingnya upaya penanganan Covid-19 yang optimal di hulu untuk menekan penyebaran pandemi di Indonesia. Menko Marves Luhut B. Pandjaitan menegaskan beberapa penanganan yang perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat luas.
Pertama terkait penanganan di hulu, yang menjadi kunci utama adalah dukungan masyarakat. "Yaitu, bagaimana mereka bisa patuh pada protokol kesehatan. Saya tidak minta 100%, kalau 60% saja sudah luar biasa,“ kata Menko Luhut dalam diskusi virtual, Senin (19/7).
Aspek kedua terkait kebutuhan serta pemenuhan oksigen, obat, Tenaga Kesehatan (Nakes), tempat tidur, serta vaksinasi. Luhut mengklaim kebutuhan oksigen hingga vaksinasi saat ini masih dapat dikendalikan secara baik.
“Di tengah ini relatif bisa kita kendalikan. Masalah rumah sakit atau tempat tidur sekarang kita bangun, Jakarta saja 3.500 atau lebih dan seluruh kota-kota besar sekarang kita bangun tempat-tempat karantina dan pengobatan-pengobatan di ICU,“ ujarnya.
Namun, terkait obat, Luhut mengakui dalam sebulan terakhir mengalami kendala pasokan. Pasalnya, Biofarma hanya mampu memproduksi atau memenuhi 22 juta dosis dalam 1 bulan. "Tapi mulai bulan depan sudah bisa sampai 30-50 juta satu bulan,“ imbuhnya.
Ketiga, pengetahuan tentang jenis virus delta atau Covid-19. Luhut menyadari pentingnya upaya penanganan yang optimal dilakukan di hulu. Sehingga upaya-upaya berikut atau seterusnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Ini sangat penting, di tengah ini kita bisa manage (atur). Sekarang sudah ada varian delta, sudah ada varian baru, jadi kita siap-siap menghadapi dinamika ini,“ katanya.
Luhut menyatakan, proses pengambilan keputusan dan perencanaan penanganan Covid-19 dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat selalu melibatkan banyak pihak atau stakeholder yang ahli di bidangnya masing-masing. Tak terkecuali para akademisi dari berbagai kampus daerah di Indonesia.
“Kami mendengarkan banyak orang. Termasuk guru besar FK UI, asosiasi profesi kedokteran, Universitas Airlangga, UGM, dan lainnya,“ katanya dalam diskusi virtual bersama relawan Covid-19 dan tokoh publik, kemarin.
Dalam kesempatan sama, tokoh dari Gusdurian Alissa Wahid turut menyampaikan mengapresiasi Menko Luhut atas sikap permintaan maaf beberapa hari lalu. Khususnya terkait evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat yang dinilai belum maksimal menekan angka penularan Covid-19.
Dia juga menyampaikan dalam menanggulangi pendemi Covid-19, utamanya pada PPKM Darurat ini, pelibatan tokoh pulik dan tokoh agama sangat penting untuk mengajak masyarat peduli dan mau mencegah penularan virus. Salah satu cara yang digalakkan pemerintah saat ini ialah vaksinasi secara menyeluruh.
“Usul kami pelibatan tokoh agama dan publik. Ini belum terlibat maksimal. Di kampung-kampung, pendekatan tokoh agama kepada masyarakat perlu dilakukan,“ tambahnya.
Sementara itu, Relawan Lapor Covid-19 Iqbal Elyazar mengatakan hal yang paling penting dan utama dilakukan ialah penggunaan wajib masker oleh masyarakat. Ia memandang ini sangat fundamental dan punya peran besar bagi seseorang agar tidak terpapar virus.
“Pertama gerakan wajib menggunakan masker, seperti presiden sudah sampaikan terkait ini. Virus enggak peduli variannya, jadi yang penting itu maskernya. Pemakaian masker kita hanya 30%, ini yang disampaikan badan kesehatan dunia,“ kata Iqbal.
Menurutnya dari data yang ada bahwa penggunaan masker di Indonesia semakin menurun dari waktu ke waktu. Sehingga hal ini juga perlu didorong dan dikedepankan dalam menanggulangi wabah ini, termasuk ketika mengambil kebijakan atau imbauan.