Industri Penerbangan Jajaki Impor Untuk Bantu Turunkan Harga Tes PCR

Happy Fajrian
16 Agustus 2021, 07:29
harga tes pcr, tes pcr, industri penerbangan, impor
ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Petugas memeriksa surat vaksinasi dan hasil tes PCR calon penumpang pesawat sebelum melakukan penerbangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (5/7/2021).

Industri penerbangan nasional turut berusaha menurunkan harga tes PCR (polymerase chain reaction) Covid-19 di Indonesia yang masih cukup mahal. Salah satunya melalui impor dari beberapa negara produsen alat tersebut.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (INACA) tengah menjajaki impor alat tes PCR Covid-19 untuk mendapatkan alat tes yang berkualitas baik dengan harga yang lebih terjangkau.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan sekaligus Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengatakan bahwa pihaknya mendapat banyak keluhan dari masyarakat terkait harga tes PCR di Indonesia yang masih mahal, bahkan bisa lebih mahal dari harga tiket pesawat.

“Penjajakan kerja sama impor tersebut dengan beberapa negara produsen PCR untuk mendapatkan PCR berkualitas baik namun dengan harga yang lebih murah,” kata Denon dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (16/8).

Denon menambahkan bahwa impor alat tes PCR ini dilakukan agar dapat membantu meringankan beban masyarakat yang ingin terbang. Denon menyebutkan ada beberapa negara produsen alat tes PCR yang sedang didekati seperti India, Jepang, dan beberapa negara lainnya.

Nantinya perangkat tes PCR tersebut akan didistribusikan ke bandara-bandara dan sejumlah tempat lainnya. Dengan demikian proses testing PCR pada masyarakat yang ingin terbang bisa lebih cepat, praktis, dan dengan biaya yang lebih murah.

“Kami harus bergerak cepat karena banyak juga negara lain yang mencari (alat tes) PCR di pasar dunia. Kami berharap tidak lama lagi akan mendapatkannya,” kata Denon.

Menurutnya kesehatan saat ini menjadi salah satu prinsip tambahan yang harus dipatuhi dalam penerbangan. Jika sebelumnya prinsip penerbangan adalah 3S+1C, sekarang menjadi 3S+1C+1H yakni safety, security, services through compliance and healthy.

“Dengan 3S+1C+1H kami dari sektor penerbangan berharap dapat turut berperan serta membantu pemerintah dalam percepatan penabganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Semoga pandemi segera sirna dari Tanah Air dan kehidupan kembali menjadi normal," katanya.

Apa yang dilakukan Kadin dan INACA sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk menurunkan harga tes PCR menjadi di kisaran Rp 450-550 ribu. “Saya minta agar biaya PCR di antara Rp 450 ribu sampai Rp 550 ribu,” ujarnya Minggu (15/8).

Kementerian Kesehatan saat ini mengatur harga maksimal tes PCR Rp 900 ribu. Presiden menilai dengan harga yang murah, tes dapat dilakukan lebih banyak untuk membongkar kasus positif Covid-19. Tidak hanya itu, Jokowi juga meminta agar hasil tes PCR dapat diketahui paling lama 1x24 jam.

Sebagai perbandingan, dari data Kemenkes harga tes PCR di India hanya Rp 96 ribu, Malaysia Rp 510 ribu, Vietnam Rp 460 ribu, Turki Rp 422 ribu, dan Rusia Rp 500 ribu. Sedangkan tes di Amerika Serikat mencapai Rp 1,5 juta, Thailand Rp 1,3-2,8 juta, dan Singapura Rp 1,6 juta.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...