Isu Reshuffle Menguat, Menteri Berlatar Profesional Berpeluang Digusur
Wacana perombakan kabinet alias reshuffle mulai menguat beberapa waktu belakangan ini. Presiden Joko Widodo dikabarkan akan merombak posisi Menteri seiring masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dan pemilihan Panglima TNI baru.
Lalu posisi Menteri apa yang diperkirakan akan tergusur?
Pengamat politik dari Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad memprediksi pergantian akan terjadi pada Menteri yang bukan kader atau memiliki cantolan partai politik. Pangi juga meramal jumlah anggota kabinet yang berasal dari parpol akan bertambah.
“Menteri yang bukan dari partai politik berpeluang digusur orang partai,” kata Nyarwi kepada Katadata.co.id, Selasa (28/9).
Kader PAN dikabarkan akan mendapatkan jatah dalam Kabinet Indonesia Maju. Meski demikian, Jokowi diperkirakan akan mengevaluasi kinerja pembantunya dulu saat ini.
Tak hanya itu, Presiden juga melihat persepsi publik dalam menilai kinerja para Menteri. “Karena terkadang kementerian bekerja dengan baik tapi tidak terlihat,” kata Nyarwi.
Nyarwi juga mengatakan momentum reshuffle akan lebih efektif jika dibarengi pemilihan Panglima TNI baru. Dia menjelaskan dengan pergantian dalam waktu dekat, spekulasi tentang sosok pembantu presiden akan berjalan cepat.
“Tapi kalau pilihannya kurang pas, justru akan menimbulkan kontroversi baru,” katanya.
Senada dengan Nyarwi, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi masuknya PAN tak akan mengurangi jatah partai politik. Ini lantaran Presiden kemungkinan akan menyasar Menteri dengan latar belakang profesional.
“Tinggal beberapa saja. Paling hanya Kementerian Koperasi dan UMKM, Perhubungan, dan Kemendikbud,” kata Hendri.
Meski demikian Istana menyatakan bongkar pasang personel kabinet merupakan hak Presiden Joko Widodo. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman meminta semua pihak untuk menunggu kepastian kabar reshuffle tersebut.
"Kita tunggu pernyataan langsung dari Presiden," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/9).
Jokowi dikabarkan sudah mematut para calon panglima baru untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Sejalan dengan giliran rotasi, dua kandidat kuat Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.
Namun, perkembangan terakhir, nama Laksamana Yudo yang terus mencuat. Kabarnya, Jokowi telah menjatuhkan pilihan kepada Yudo untuk menjadi Panglima TNI.
"Perkembangan terakhir, KSAL yang dipilih jadi panglima," kata seorang sumber yang mengetahui proses ini, akhir pekan lalu. Informasi yang sama disampaikan dua sumber lain Katadata.co.id di kalangan politisi dan pejabat pemerintah.
Faktor lain adalah bergabungnya PAN dalam koalisi pemerintah pada akhir Agustus lalu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, partai berlambang matahari ini sudah menyodorkan sejumlah nama kadernya untuk mengisi kursi menteri, mulai dari Ketua Umum PAN Zulkifl Hasan, dua mantan ketua umumnya: Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir, hingga Sekjen PAN Eddy Soeparno.
Namun, Jokowi lebih memilih Zulkifli untuk mengisi posisi di kabinet dengan pertimbangan soliditas koalisi hingga masa akhir jabatannya tahun 2024. Zulkifli dikabarkan berpeluang menjabat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), yang saat ini diduduki oleh Muhadjir Effendy.
Tak berhenti sampai di situ saja, Jokowi juga dikabarkan akan menggeser dan mengganti posisi sejumlah menteri. "Reshuffle ini bisa melibatkan sekitar delapan kursi menteri," kata seorang sumber di kalangan politisi.
Penyumbang bahan: Akbar malik Adi Nugraha (magang)
(Catatan Redaksi: Artikel telah diubah pada Rabu (29/9) pukul 12.00 WIB untuk memperbaiki nama narasumber yakni Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad. Atas kesalahan ini redaksi memohon maaf)