Perang Rusia dan Ukraina Bakal Jadi Tantangan Presidensi G20 Indonesia
Konflik Rusia dan Ukraina dinilai akan memengaruhi agenda awal G20 yang sudah ditetapkan, yaitu mendorong pemulihan ekonomi global. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi Indonesia yang memegang presidensi G20.
“Perang Ukraina dan Rusia akan memberi tekanan terhadap pemulihan perekonomian global,” kata mantan duta besar Indonesia untuk Cina Sugeng Rahardjo kepada Antara, Minggu (27/2).
Oleh karena itu, menurutnya yang perlu dilakukan saat ini ialah menghentikan perang dan menjembatani berbagai masalah politik yang menyebabkan peperangan.
Sugeng yang juga pernah menjadi duta besar Indonesia untuk Afrika Selatan mengakui tidak mudah untuk menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina. Sebab, ini merupakan kepentingan nasional masing-masing negara yang terlibat konflik.
“Sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa memiliki dampak jangka panjang terhadap perekonomian Rusia. Jelas bahwa suasana konflik akan dibawa dalam KTT G20 di Indonesia,” katanya.
Sebagai pemegang presidensi G20, menurutnya Indonesia perlu mengantisipasi perkembangan yang terjadi saat ini. Caranya, mendorong kerja sama seluruh negara Asia yang menjadi anggota untuk secara solid menggerakkan mesin pertumbuhan global.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan kelompok Asia ialah menjembatani perbedaan kepentingan AS, NATO dan Rusia di Ukraina. Ini supaya tidak menjadi fokus pembahasan dalam KTT dan agenda G20 yang dapat mengurangi agenda utama mengenai pemulihan perekonomian global.
Berkaitan dengan konflik tersebut, Indonesia harus bergerak cepat dengan melakukan pendekatan ke negara-negara Asia yg menjadi anggota G20 untuk bersama-sama, tanpa dipengaruhi kepentingan AS, NATO dan Rusia, berfokus menjadi mesin penggerak perekonomian dunia dengan memanfaatkan Abad Asia.
Dampak lain yang menurut Sugeng luput dari perhatian selama ini yakni masalah pangan. Sebab, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina.
“Kondisi ini akan menyebabkan Indonesia perlu mencari negara lain untuk memasok gandum yang selama ini dipasok Ukraina. Ini juga bakal memberi tekanan sendiri bagi pengadaan pangan di Tanah Air yang akhir-akhir ini menghadapi kelangkaan minyak goreng dan kedelai,” ujar dia.