Masa Depan Pertanian hingga Kedokteran Saat Masuk Metaverse
Teknologi metaverse memiliki potensi ekonomi yang besar. Teknologi ini diprediksi akan banyak diadopsi oleh sejumlah sektor pada masa depan, tidak terkecuali oleh sektor pertanian hingga kedokteran.
Beberapa ahli mengatakan, metaverse merupakan versi teranyar dari virtual reality (VR) tanpa komputer. Pengguna teknologi dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis augmented reality (AR) maupun VR.
Head of Business di Upland Tommaso Di Bartolo mengatakan, pengembangan teknologi metaverse saat ini masih pada tahapan awal. Kejadian ini mirip dengan awal pengembangan media sosial pada 2004 silam.
Kemudian muncul banyak sektor yang bermain. "Mereka akan bereksperimen, membentuk komunitas yang besar di metaverse," kata Tommaso dalam acara Wild Digital pada Selasa (12/4).
Evangelist GuildFi Rit Bencharit mengatakan, teknologi metaverse pada masa depan akan terus berkembang hingga pertanian dan kedokteran. Di sektor pertanian, metaverse bisa diimplementasikan sebagai bentuk pertanian pintar atau smart farm.
Apalagi sektor pertanian membutuhkan banyak alat peraga yang bisa dimudahkan oleh metaverse. Teknologi dunia virtual juga akan memfasilitasi simulasi tanah, penanaman, hingga pemeliharaan.
Di sektor kedokteran, operasi bedah bisa mengandalkan avatar dan hologram metaverse. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan India, penerapan metaverse untuk kedokteran sudah dilakukan.
Di India misalnya, All India Institutes of Medical Sciences (AIIMS) menggunakan teknologi operasi digital berbasis metaverse dari perusahaan teknologi ImmersiveTouch.
ImmersiveTouch memungkinkan dokter memakai teknologi untuk menyimulasikan patologi unik setiap pasien dalam 3D. Selain itu teknologi ini bisa mengintegrasikan solusi untuk perencanaan bedah, pelatihan, dan keterlibatan pasien menggunakan metaverse.
Sedangkan berdasarkan riset dari PwC, teknologi VR dan AR di metaverse mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global US$ 1,4 triliun pada 2030. Selain itu, AR dan VR mampu mendorong adanya 23,3 juta pekerjaan baru pada 2030.
Teknologi metaverse juga mampu menyusup ke semua lini ekonomi. Diperkirakan pada 2026, 25% masyarakat akan menghabiskan waktunya 1 jam per hari di metaverse.
Sebelumnya, Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024. Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital, termasuk merevolusi tempat kerja.
Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global. Adapun Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun.