Pemerintah Imbau Tak ke Luar Negeri saat Libur Panjang Lebaran
Saat ini Cina menghadapi badai Covid-19 terburuk sejak awal pandemi akhir 2019 lalu. Bahkan, kota terbesar negara tersebut yakni Shanghai melaporkan rekor 27 ribu kasus positif pada Kamis (14/4).
Pembatasan untuk mengurangi penularan varian Omicron ini telah menyebabkan gangguan logistik dan rantai pasokan. Para penduduk pun mulai frustrasi atas kesulitan pasokan makanan dan buruknya kondisi karantina terpusat. Presiden Cina Xi Jinping mengatakan langkah pengendalian secara ketat akan terus diambil.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga baru saja mengumumkan mutasi Corona varian BA.4 dan BA.5 yang muncul di Afrika Selatan dan Eropa. Kini, WHO tengah memantau perkembangan kedua varian tersebut di beberapa negara.
WHO juga menyebutkan bahwa varian BA.5 dan BA.4 tidak lebih parah atau lebih menular dibandingkan subvarian sebelumnya. Walaupun demikian, Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan memperingatkan bahwa, saat virus corona terus mutasi maka tidak bisa diabaikan. Pasalnya, mutasi tersebut masih berpotensi meningkatkan kasus infeksi.
Menurut keterangan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UHSA), varian BA.4 memiliki mutasi dengan garis keturuanan BA.2 yang paling dominan. Varian ini juga menghasilkan gen S target yang tidak diketahui (kegagalan target gen S) dalam tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Sementara itu, untuk varian BA.5 memiliki mutasi yang sama dengan varian BA.4. Hingga saat ini, diketahui ada 27 sekuens yang dilaporkan dengan garis keturunan varian ini.