Politisi PDIP Kompak Sanjung Puan dan Sindir Ganjar Pranowo
Kader PDIP kompak memberikan pujian dan sanjungan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. Sebaliknya, politisi partai banteng moncong putih ini menyindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Politisi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan Puan Maharani merupakan sosok pemimpin yang lahir ditempa oleh waktu dan sejarah. Alasannya, Puan selalu mengikuti perjalanan Presiden Republik Indonesia (RI) kelima, Megawati Soekarnoputri, baik dalam memimpin partai politik, maupun negara.
“Jadi beliau tahu dan merasakan kebersamaan dengan masyarakat, sehingga dalam setiap mengambil kebijakan akan berpihak kepada kepentingan masyarakat luas,” katanya dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, Masinton mengatakan Puan sudah teruji tiga kali ikut Pemilu (Pemilihan Umum) legislatif. "Mbak Puan meraih suara tertinggi dari seluruh daerah pemilihan Anggota DPR di Indonesia. Itu artinya Mbak Puan memiliki kedekatan emosional dengan rakyat di daerah pemilihannya,” kata Masinton kepada Katadata.co.id pada Senin (6/6).
Tak hanya memuji Puan, Masinton juga menyindir seorang tokoh yang namanya kerap muncul dalam hasil survei elektabilitas calon presiden (capres). Menurutnya, sosok tersebut hanya tampil bermodalkan pencitraan, sehingga memperoleh elektabilitas tinggi.
“Kalau dia mencitrakan sebagai pemimpin, ya dia belum jadi pemimpin. Dia baru bermimpi jadi pemimpin, maka dia jual pencitraan diri,” jelasnya.
Meski telah melontarkan pujian, dirinya belum dapat memastikan jika Puan akan menjadi capres yang diusung PDIP. Sebagai kader, dia tak ingin melangkahi kewenangan Ketua Umum PDIP, Megawati. Sebabnya, penentuan capres sudah ditetapkan dalam Kongres V PDIP pada 2019 sebagai keputusan ketua umum.
“Sebagai forum tertinggi partai, satu di antara keputusan strategis organisasi adalah memutuskan bahwa kewenangan tentang pencalonan presiden dan wakil presiden diserahkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan,” kata Masinton.
Politikus PDIP yang lain, Trimedya Panjaitan pun memuji Puan. Bagi Trimedya, Puan merupakan sosok pemimpin dengan rekam jejak yang jelas. Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, dia menilai bahwa Puan berhasil mengorganisir anggota Fraksi PDIP.
Kemudian ketika menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada periode pertama Joko Widodo menjadi presiden, Puan dinilai memiliki kinerja yang baik. “Pun ketika menjadi Ketua DPR bisa memimpin di tengah kader-kader terbaik parpol (partai politik) di level pimpinan,” kata Trimedya.
Selain memuji Puan, dia secara terang-terangan mengkritik Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo yang juga merupakan kader PDIP. Dia menyoroti kinerja Ganjar yang menurutnya hanya eksis di media sosial (medsos). Menurutnya, selama delapan tahun menjabat sebagai gubernur, Ganjar tak menujukkan kerja yang nyata. “Selain main di medsos, apa kinerjanya?” ujarnya.
Berdasarkan penilaiannya, Ganjar terlalu ambisius untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Hal tersebut tak semestinya dilakukan para kader PDIP tanpa restu sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri. Dia pun menyematkan istilah kemlithi atau congkak bagi Gubernur Jateng itu.
“Sudah kemlinthi dia (Ganjar). Harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai Gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana,” kata dia.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan Puan memiliki kans yang lebih besar untuk diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kemungkinan itu semakin besar, mengingat Puan merupakan puteri dari Ketua Umum PDIP yang menjadi juru kunci pengusungan capres dari partai tersebut.
“Perkembangan politik di internal PDIP tampaknya lebih mengisyaratkan Puan Maharani yang akan dimajukan sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” kata Hendri.
Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 cenderung mendukung Ganjar Pranowo jika Gubernur Jawa Tengah ini maju dalam Pilpres 2024. Meski demikian, tren dukungan pemilih Jokowi terhadap Ganjar sebagai calon presiden menurun pada penghujung kuartal I 2022.