Bertemu Jokowi, Bos Hyundai Ingin Investasi di IKN
Presiden Joko Widodo menerima Executive Chairman Hyundai Motor Group Chung Eui-sun, di Lotte Hotel, Seoul pada Kamis (28/7). Dalam kesempatan itu, Hyundai menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) yang berada di Kalimantan Timur.
"Ini sesuatu hal yang positif," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis (28/7).
Selain itu, Hyundai juga mengungkapkan rencana mereka untuk ekspansi mobil listrik maupun penelitian dan pengembangan di Tanah Air.
Sebelumnya, Kementerian Investasi juga melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan POSCO, salah satu perusahaan produsen baja terbesar di dunia. Perusahaan tersebut juga menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN, selain Hyundai dan LG.
Dengan demikian, terdapat tiga perusahaan asal Korea yang menyatakan minat untuk menanam modal ke IKN. "Enggak benar kalau ada persepsi yang selalu meragukan apakah ada investasi masuk ke IKN," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi turut didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Gandi Sulistiyanto.
Sebagai informasi, IKN dirancang sebagai kota hijau serta rendah emisi karbon. Jokowi pun melarang penggunaan mobil dengan bahan bakar fosil untuk pindah ke ibu kota baru nantinya.
Sementara, masyarakat yang senang berjalan kaki dan bersepeda dipersilakan untuk pindah ke ibu kota baru. Demikian pula bagi warga yang ingin menjalani hidup sehat juga bisa pindah ke sana.
Pemerintah juga akan memberikan prioritas pertama bagi pejalan kaki, pesepeda serta pengguna transformasi umum. Kepala Negara mengatakan, perencana ibu kota baru telah memperkirakan waktu tempuh perjalanan dari satu titik ke titik lain hanya menelan durasi singkat.
Selain bertemu pimpinan Hyundai, Presiden sebelumnya menggelar rapat dengan beberapa CEO perusahaan di Korea Selatan. Jokowi menjamin kelancaran investasi mereka di Indonesia, dan meminta para pimpinan agar menyampaikan jika menemukan adanya kendala di lapangan.
Presiden juga mengapresiasi investasi yang ditanamkan para CEO, dan memandang tren investasi Korea Selatan meningkat signifikan.
"Korea Selatan adalah investor terbesar keenam di Indonesia, ini sebuah capaian yang sangat bagus dan harapan kita semuanya, Korea Selatan bisa masuk ke tiga besar di Indonesia," ujar Jokowi.
Jokowi juga memastikan, kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini berada pada angka 5,01 persen.
Sementara, inflasi masih bisa dikendalikan pada angka 4,3 persen. Adapun, surplus perdagangan Indonesia pada semester pertama tahun ini mencapai US$ 24,8 miliar. "Sebuah lompatan juga dari kami yang sangat besar," jelas Jokowi.
Menurutnya, capaian neraca perdagangan itu diperoleh karena dukungan dari investor Korea Selatan yang berorientasi ekspor. Untuk itu, Jokowi mengajak para CEO agar turut mengembangkan perekonomian. "Untuk membangun ekonomi yang lebih baik," katanya.