Tolak Harga BBM Naik, Buruh Ancam Demonstrasi hingga Desember
Buruh menggelar demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hari ini. Mereka juga mengancam akan terus berunjuk rasa hingga akhir tahun ini.
Selain menolak kenaikan harga BBM, buruh juga menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, serta meminta kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2023 sebesar 10-13%.
"Aksi ini hanya awalan dan akan terus menerus sampai bulan Desember dan kami akan mempertimbangkan mogok nasional karena tiga isu ini saling keterkaitan." kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh Said Iqbal , di depan gedung DPR RI, Jakarta, pada Selasa (6/9).
Iqbal menjelaskan, harga BBM yang meningkat akan mengakibatkan tingkat inflasi 7-8%. Ia juga memprotes UU Cipta Kerja yang bisa membuat upah mereka tak naik.
"Jelas-jelas inflasi akan tembus di 7 sampai 8 persen, walaupun ibu Sri Mulyani selaku menteri keuangan mengatakan 6,8%." kata Iqbal.
Iqbal juga memperkirakan buruh semakin kesulitan dengan naiknya harga BBM. Beberapa harga yang kemungkinan naik antara lain harga sewa rumah, transportasi, serta perkiraan kenaikan peningkatan harga makanan 11,5-15%.
Ia juga memprediksi harga barang pokok yang diprediksi naik 15-20%. "Petani, nelayan, buruh ini yang gak dipikirkan oleh pemerintah. Bantuan 600 ribu itu hanya gula-gula", ucapnya.
Iqbal mengatakan, pihaknya mempertanyakan harga BBM pesaing Pertamina yang lebih murah.
Aksi unjuk rasa yang melibatkan sekitar 3.000-5.000 buruh itu berlangsung di area Jabodetabek dan dipusatkan di Gedung DPR RI, Jakarta. Buruh meminta dewan untuk memanggil menteri-menteri di bidang ekonomi untuk memberikan penjelasan soal kenaikan harga BBM.