Perusahaan Milik Orang Terkaya RI Siap Produksi 1 Juta Kompor Listrik
Pemerintah mencatat, terdapat 11 produsen kompor di dalam negeri yang bisa memproduksi kompor induksi pada tahun depan. Salah satunya adalah perusahaan milik konglomerat Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, yakni PT Hartono Istana Teknologi (Polytron).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan, ketiga perusahaan di dalam negeri yang juga siap memproduksi kompor induksi pada tahun depan adalah PT Maspion Elektronik (Maspion), PT Selaras Citra Nusantara Persada (Turbo), dan PT Sutrakabel Intimandiri (Sutrado). Rencananya, menurut dia, Polytron dan Sutrado akan memproduksi masing-masing 1 juta unit per tahun, sedangkan Maspion dan Turbo akan memproduksi masing-masing 300 ribu unit per tahun.
"Kapasitas produksi kompor induksi di dalam negeri jadi 5 juta unit per tahun pada 2023 kalau ada program penggantian kompor konvensional menjadi kompor induksi. Kalau tidak ada program, industri akan menyesuaikan," kata Taufiek di Kompleks Gedung DPR, Rabu (21/9).
Ia menjelaskan, kompor induksi saat ini baru diproduksi oleh satu produsen di dalam negeri, yakni PT Adyawinsa Electrical and Power (Myamin). Perusahaan ini memproduksi 300 ribu unit kompor induksi pada tahun ini dan berniat meningkatkan produksinya menjadi 1,2 juta unit per tahun mulai tahun depan. Sementara beberapa pelaku industri lain yang akan menjadi produsen kompor induksi diperkirakan akan memproduksi 1,2 juta unit kompor induksi listrik.
Taufiek mendata tingkat komponen dalam negeri atau TKDN industri kompor listrik saat ini baru mencapai 25%. Namun demikian, ia optimistis angka tersebut akan naik jika program penggantian kompor induksi terus berlanjut.
Menurut dia, kapasitas produksi kompor induksi akan meningkat jika program tersebut berlanjut. Dengan demikian, rantai pasok komponen industri kompor induksi akan secara otomatis terbentuk dengan besarnya produksi kompor induksi di dalam negeri.
Taufiek mengatakan, Kemenperin mendukung program penggantian kompor induksi tersebut lantaran volume pasarnya yang cukup besar. Dia menghitung target pasar industri kompor induksi mencapai 88,8 juta jika program tersebut terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
Ia memerinci sebanyak 80,4 juta kebutuhan pasar induksi akan berasal dari rumah tangga dengan pasokan daya dari PT PLN sebanyak 450 volt ampere (VA). Sementara itu, sebanyak 8,4 juta unit akan datang dari rumah tangga dengan konsumsi energi sebanyak 900 VA.
Namun demikian, Taufiek menekankan program penggantian kompor menjadi kompor induksi tersebut harus menguntungkan bagi masyarakat. Ia berpendapat pengawasan program tersebut harus ketat agar masyarakat tidak menggunakan dua jenis kompor, yakni kompor induksi dan kompor konvensional.
"Jadi, begitu dipasang PLN, gas LPG-nya diambil. Masyarakat harus diedukasi untuk mengubah kebiasaan," kata Bawazier.