Kemenkes Impor Obat dari Singapura untuk Atasi Gagal Ginjal Akut
Kementerian Kesehatan atau Kemenkes telah mengimpor obat dari Singapura untuk pasien gagal ginjal akut. Daru hasil tes, obat tersebut menunjukkan perubahan positif pada pasien
Sebagai informasi, obat yang didatangkan dari Singapura tersebut telah disuntikkan pada 10 pasien gangguan ginjal akut di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional atau RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan empat dari enam pasien gangguan ginjal akut yang menerima obat tersebut menunjukkan respon positif. Sejauh ini, jumlah obat yang didatangkan pemerintah baru sebanyak 10 vial.
"Kami sedang datangkan dalam jumlah cukup besar sehingga bisa memberikan perlindungan kalau terkena keracunan ini," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/10).
Budi menilai ketersediaan obat tersebut penting lantaran jumlah pasien gangguan ginjal akut telah melebihii 200 orang di 20 provinsi. Sementara itu, sekitar 50% pasien gangguan ginjal akut tidak terselamatkan.
Sebelumnya, Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan dosis yang dibutuhkan untuk 10 pasien gangguan ginjal akut adalah dua vial. Sementara itu, total vial yang didatangkan per 18 Oktober 2022 hanya 10 vial.
Seluruh obat gangguan ginjal tersebut akan habis dipakai untuk mengobati 10 pasien pada 23 Oktober 2022. Sementara itu, pasien gangguan ginjal akut yang datang ke RSCM terus bertambah.
"Kalau ada pasien lagi, jadi nggak cukup persediaan obatnya," kata Dina belum lama ini.
Walaupun menggunakan obat impor, pengobatan penyakit ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Dina mengatakan, pasien gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM adalah anak yang telah mengonsumsi obat berbentuk sirop karena demam.
Dina mengimbau agar orang tua tidak panik jika anaknya telah mengonsumsi obat berbentuk sirop. Ia menyarankan agar orang tua memperketat observasi pada anak dan meningkatkan asupan air putih.