Proyek Kawasan Mangrove di Bali Rampung, Siap Dikunjungi Pemimpin G20
Pemerintah terus menyelesaikan seluruh fasilitas yang akan didatangi para pemimpin negara-negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali pekan depan. Salah satunya adalah kawasan Rehabilitasi dan Konservasi Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai, di Denpasar Bali.
Saat ini penataan mangrove di Tahura Ngurah Rai telah selesai 100% dan siap dikunjungi tamu-tamu negara KTT G20. Bahkan, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah melakukan peninjauan hari ini.
"Sekarang sudah H-7, saya sudah cek dari pagi sampai titik-titik yang paling kecil. Saya ingin mengatakan kita sudah siap menerima tamu-tamu G20," ujar Jokowi, yang dikutip dalam keterangan resmi Kementerian PUPR, Selasa (8/11).
Jokowi mengatakan secara keseluruhan persiapan infrastruktur pendukung KTT G20 di Bali sudah siap. Khusus kawasan konservasi Mangrove Tahura juga sudah tertata dengan baik sebagai komitmen Indonesia dalam menangani dampak perubahan iklim.
Penataan kawasan mangrove yang berada di sekitar kawasan Waduk Muara Nusa Dua dikerjakan bersama-sama secara paralel antara Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali, Ditjen Cipta Karya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur - Bali dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali - Nusa Penida.
Penataan konservasi Mangrove dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dengan anggaran bersumber dari APBN. Dukungan infrastruktur meliputi pembangunan gerbang masuk, monumen G20, area plaza, beji, wantilan, jalur tracking mangrove, area persemaian, sistem pengairan pembibitan, area penerima (lobby, ticketing, kantor penerima), viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan menara pandang.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menjelaskan, dari hasil tinjauan, Jokowi meminta adanya penyempurnaan konstruksi, seperti penambahan anak tangga dari kayu di lokasi pembibitan untuk mempermudah para tamu negara.
Pekerjaan lain yang juga telah diselesaikan yakni meliputi, rehabilitasi Waduk Muara (Estuary Dam) dengan luas sekitar 35 hektare. Rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua mulai dikerjakan sejak Februari 2022 dengan biaya APBN.
Paket pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya. Pekerjaannya meliputi pembangunan saluran baru, perbaikan dan penggantian bendung karet, pembangunan jembatan, modifikasi bar screen, atap stop log, mechanical and electrical pintu radial, hydraulic rotary screen, gedung pameran dan ruang rapat.
Selain dalam rangka persiapan KTT G20 di Bali, rehabilitasi waduk juga dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi utama sebagai sumber penyedia air baku. Pasokan ini akan digunakan untuk kawasan pariwisata utama di Bali, seperti Kuta, Benoa, Nusa Dua dan sekitar Bandara I Ngurah Rai.
Dengan adanya rehabilitasi Waduk Muara, diharapkan dapat meningkatkan suplai air baku untuk PDAM Kabupaten Badung sebesar 500 liter per detik. Pasokan ini bertambah dari 300 liter per detik untuk mendukung kawasan pariwisata di Kuta, Benoa, hingga Nusa Dua.