Strategi Diplomasi “Memuji” Jokowi yang Sukses Buahkan Deklarasi G20

Yura Syahrul
17 November 2022, 15:12
G20
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/wsj.
Presiden Joko WIdodo (tengah) disaksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani ((kedua kanan) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menutup secara resmi KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022).

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 atau G20 Summit berhasil membuahkan Deklarasi Bali yang berisi 52 paragraf. Padahal, menjelang dan selama KTT yang berlangsung 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali, itu sempat memunculkan pesimisme tercapainya kesepakatan di antara 20 negara perekenomian terbesar di dunia tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga semula tidak menaruh harapan besar bakal tercapainya kesepakatan dalam G20 Summit. Hal ini dilatari oleh memanasnya konflik geopolitik dan Perang Ukraina – Rusia. Apalagi, Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak menghadiri forum akbar tersebut.

“Saya semula tidak mengharapkan (ada) deklarasi,” kata Jokowi saat pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Nusa Dua, Bali, Kamis pagi (17/11).

Menurut dia, sejak awal pertemuan para pemimpin G20 pada Selasa pagi berjalan alot. Fokus utama memanasnya pertemuan adalah konflik Ukraina – Rusia. Kondisi tersebut kian memburuk dengan adanya kabar jatuhnya rudal di Polandia.

Pembahasan di grup kerja berlangsung hingga Selasa tengah malam. “Tapi paginya (Rabu) saya diberitahu kalau sudah bisa memunculkan deklarasi,” kata Jokowi.

Presiden mengaku tidak mengetahui penyebab titik balik kondisi tersebut sehingga membuahkan Deklarasi Bali. Yang pasti, komunikasi semua negara dengan Indonesia berjalan baik dan saling pemahaman.

Menurut Jokowi, dia selalu berkomunikasi dengan prinsip menghargai dan memuji para pemimpin negara tersebut. “Saya memanggil ‘My Senior kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan ‘Kakak Besar’ (Big Brother) kepada Presiden Cina Xi Jinping,” katanya.

Jokowi juga berusaha melayani sebaik mungkin para tamunya selama KTT G20. Ia mengaku mengecek langsung menu dan rasa makanan yang dihidangkan saat jamuan makan siang dan malam. “Dua atau tiga hari sebelum acara, saya cek langsung,” katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menaruh perhatian besar saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba-tiba sakit pada hari pertama KTT. “kita berikan pelayanan Kesehatan terbaik dan saya tanyakan Lavrov mengenai kondisinya. Tapi dia bilangnya tidak sakit.”

Di sisi lain, Jokowi juga mengingatkan kepada para pemimpin dunia tersebut mengenai pentingnya akur dan saling bekerja sama. Alasannya, dunia sedang menghadapi ancaman besar resesi tahun ini dna tahun depan sehingga membutuhkan kebijakan-kebijakan bersama.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai tantangan dan ancaman yang dihadapi dunia tahun depan, Jokowi juga meminta Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memberikan penjelasan. “Persoalan ini dan diplomasi memuji dan menghargai ini yang barangkali mendorong para pemimpin dunia bersepakat dan memunculkan deklarasi,” kata Jokowi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...