Para Pemudik Diperkirakan Akan Hasilkan 50 Ribu Ton Sampah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan para pemudik akan menghasilkan 49.520 ton sampah selama dua pekan periode mudik lebaran tahun ini.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pihaknya bakal fokus menangani timbunan sampah yang dihasilkan oleh para pemudik di wilayah Sumatra dan Jawa-Bali. Pasalnya, wilayah tersebut memiliki jumlah pemudik paling banyak ketimbang wilayah lain di Indonesia.
"Padat sekali (pemudik) dan kami juga khawatir di rest area akan membludak sampahnya," kata Vivien, dalam keterangan resmi, Selasa (18/4).
Vivien mengatakan sampah pemudik berasal dari sisa makanan dan sampah plastik kemasan. Ia pun menghimbau pemudik agar membatasi sampah yang dihasilkan dan menggunakan produk-produk daur ulang.
Vivien mengatakan, pihaknya telah meluncurkan Surat Edaran Menteri LHK Nomor 02 Tahun 2023 tentang Pengendalian Sampah Dalam Rangkaian Kegiatan Hari Raya Idul Fitri 2023. Surat ini menghimbau peran aktif pemerintah daerah untuk menyiapkan fasilitas pemilahan sampah di sepanjang jalur mudik.
Selain itu KLHK juga mengimbau pengelola bandara, pelabuhan, terminal, hingga tempat istirahat pada jalan tol, agar menyediakan fasilitas pengolahan sampah. Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan bahwa pihaknya menyasar perilaku pemudik untuk membuang sampah dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Berdasarkan perhitungan KLHK, setiap orang menghasilkan sekitar 0,7 kilogram sampah per hari. Oleh karena itu KLHK bekerja sama dengan setiap pemda untuk mengantisipasi supaya sampah tidak membludak.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syaripudin mengatakan sampah yang dihasilkan oleh para pemudik di Terminal Pulo Gebang mayoritas berupa sampah botol plastik dengan angka produksi sekitar 6 sampai 7 meter kubik per hari.
Sampah itu dikelola secara mandiri melalui bank sampah sebagai upaya pemilahan dan pengurangan timbulan sampah di terminal.