Kadin dan Australia Sepakat Kelola Mineral Kritis Termasuk Lithium

Andi M. Arief
4 Juli 2023, 12:29
Ketua Kamar Dagang Indonesia sekaligus Ketua Asean Business Advisory Council Arsjad Rasjid.
Dokumentasi Kadin
Ketua Kamar Dagang Indonesia sekaligus Ketua Asean Business Advisory Council Arsjad Rasjid.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Australia Barat. Perjanjian tersebut mengenai rencana aksi pengolahan mineral kritis di Indonesia dan Australia.

Arsjad menyampaikan rencana aksi tersebut merupakan hasil tindak lanjut pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada KTT G20 2022. Menurutnya, perjanjian yang ditandatangani hari ini penting dalam pembangunan ekosistem kendaraan elektrik atau EV di Indonesia.

"Dengan perjanjian ini kami akan mendorong perusahaan-perusahaan Australia dan Indonesia untuk bisa bekerja sama dalam membangu mineral kritis mulai dari penambangan sampai pengolahan," kata Arsjad dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (4/7).

Perjanjian tersebut penting, kata Arsyad, mengingat ada satu mineral kritis yang tidak terdapat di Indonesia dan ditemukan di Australia. Mineral itu adalah lithium.

Lithium merupakan mineral utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik selain nikel, mangan, dan kobalt. Arsjad mengatakan perusahaan asal Australia dan Indonesia dapat bersinergi untuk membuat nilai yang baik dalam bisnis tersebut.

Arsjad menyampaikan langkah selanjutnya setelah penandatanganan nota kesepahaman adalah kunjungan ratusan pengusaha Australia ke dalam negeri. Arsjad menjadwalkan kunjungan tersebut akan dilakukan pada 2-9 September 2023 atau sepanjang KTT ASEAN ke-43 2023.

"Kami harapkan teman-teman pengusaha dari Australia yang ke Indonesia bisa melakukan kerja sama dan akhirnya mendapatkan investasi yang lebih baik di Indonesia," katanya.

Selain investasi, Arsjad berpendapat nota kesepahaman tersebut dapat meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Australia.

Sebelumnya, Presiden Joko Jokowi mengajak Pemerintah Australia untuk bermitra dalam mengembangkan industri baterai listrik di Indonesia. Alasannya, Australia memiliki satu jenis komoditas yang tidak dimiliki Indonesia, yakni lithium.

"Secara konsisten terus kami jalankan hilirisasi industrialisasi bahan-bahan mentah yang kami miliki. Pesan kami kepada Perdana Menteri Albanese, untuk lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja," kata Presiden Jokowi dalam menurup B20 Indonesia Summit 2022, Senin (14/11).

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...