Top News: Modal jadi Ketum Golkar, Bukalapak dan Blibli Merugi

Aryo Widhy Wicaksono
1 Agustus 2023, 05:50
Partai Golkar mendaftar ke Kantor KPU Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (14/5/2023).
ANTARA FOTO/Andri Saputra/nym.
Partai Golkar mendaftar ke Kantor KPU Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (14/5/2023).

Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mencuat setelah beberapa politisi senior, menilai Ketua Umum Airlangga Hartarto gagal dalam memimpin partai.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, angkat bicara dan menentang wacana yang tengah bergulir. Menurutnya, Munaslub akan lebih menurunkan muruah partai berlogo partai beringin itu.

Tak berhenti sampai di situ, Kalla juga mengungkit mengenai kebutuhan logistik dan modal yang mahal, untuk dapat menduduki posisi sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Pernyataan Kalla mengenai modal besar untuk menjadi ketua umum menjadi artikel terpopuler atau Top News Katadata.co.id. Selain itu, simak juga artikel Top News lainnya seperti evaluasi personil militer pada jabatan sipil, serta perbandingan bisnis Bukalapak dan Blibli.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Jusuf Kalla: Butuh Minimal Rp 500 Miliar untuk Menjadi Ketum Golkar

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan salah satu hal yang dimiliki untuk bisa menjadi ketua umum partai di zaman sekarang adalah modal finansial, termasuk untuk menjadi Ketua Umum Golkar. JK mengatakan nominal yang dibutuhkan tidaklah sedikit.

"Kalau sekarang Anda ingin menjadi ketua umum Golkar, jangan harap kalau Anda tidak punya modal Rp 500 - 600 miliar," kata Jusuf Kalla saat menghadiri acara seminar 'Anak Muda untuk Politik', di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/7).

Jusuf Kalla, yang pernah menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar pada 2004 hingga 2009 itu mengatakan, modal tersebut dibutuhkan untuk hampir semua partai politik saat ini.

Kondisi ini akan sedikit berbeda untuk partai yang masih di bawah kendali pendiri seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Nasional Demokrat.

Lebih jauh Kalla menjelaskan besarnya dana yang dibutuhkan untuk bisa duduk di posisi Ketua Umum Golkar lantaran partai tersebut sudah go publik. Dana yang besar dibutuhkan untuk mobilisasi dan akomodasi menyelenggarakan pemilihan.

Simak penjelasan lengkap Jusuf Kalla mengenai kebutuhan biaya menjadi Ketum Golkar.

2. Pendanaan Seret dan Fokus Profit, Startup SuperApp Masih Jadi Tren?

Startup seperti Gojek, Grab, Bukalapak masif membangun aplikasi super alias superapps sebelum pandemi corona. Apakah tren ini masih berlanjut di Indonesia?

Traveloka yang sebelumnya menambahkan sejumlah layanan, kini secara bertahap menghapus beberapa fitur.

Unicorn ini meluncurkan layanan logistik on-demand Traveloka Send, pesan-antar makanan Traveloka Eats, dan grocery Traveloka Mart sebagai upaya diversifikasi layanan di tengah pandemi Covid-19.

Namun kemudian menutup Traveloka Mart pada Agustus tahun lalu. Lalu menghapus fitur Traveloka Send dan Traveloka Eats pada Oktober 2022.

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan, selama space smartphone masih menjadi perhitungan seseorang dalam membeli gawai, maka tren superapp akan terus muncul.

“Di Asia di mana storage space menjadi salah satu pertimbangan utama dalam membeli handphone atau HP, maka superapp bisa tumbuh subur,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Senin (31/7).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...