Top News: Ojol Respons Wacana Aturan Baru, Layanan Logistik Terpopuler
Kementerian Ketenagakerjaan sedang menyusun Peraturan Menteri (Permen) Ketenagakerjaan, tentang perlindungan tenaga kerja luar hubungan kerja pada layanan angkutan berbasis aplikasi.
Rencananya Permen tersebut akan mengatur lebih rinci mengenai beberapa persoalan pokok yang melingkupi hubungan kemitraan antara penyedia aplikasi dengan pengemudi taksi dan ojek online atau ojol.
Permen ini nantinya akan menjadi acuan standar bagi setiap aplikasi untuk menyusun perjanjian kerja atau kontrak dengan para pengemudi. Hal ini mencakup persyaratan kerja, komisi dan bonus, hingga jam kerja, serta jaminan sosial.
Beberapa pengemudi ojol pun menanggapi wacana ini.
Berita respons para pengemudi ojol menjadi artikel terpopuler atau Top News Katadata.co.id pada Rabu (2/8). Selain itu, ada artikel mengenai layanan logistik yang paling banyak dipakai gen Z dan milenial, serta beda strategi investasi saham di antara bos BCA dan Lo Kheng Hong.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Soal Kabar Jam Kerja Akan Diatur, Driver Ojol: Itu Derita Jadi Mitra
Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker dikabarkan mengkaji baru soal ojol, termasuk jam kerja. Pengemudi ojek online menanggapi beragam wacana ini.
Soal jam kerja yang kabarnya akan dibatasi menjadi maksimal 12 jam per hari, mitra pengemudi ojek online Grab Marjan, 52 tahun, setuju.
“Kalau terus menerus sampai 12 jam, otomatis fisik melemah,” kata Marjan kepada Katadata.co.id, Senin (31/7). Hal
senada disampaikan oleh mitra pengemudi inDrive Marzuki, 53 tahun dan driver ojol Maxim Muhammad Ridwan Arifin, 28 tahun.
Arifin memahami bahwa kebutuhan setiap pengemudi ojol berbeda. Namun, jika aplikasi berbagi tumpangan atau ride hailing dibatasi 12 jam, maka driver bisa menggunakan platform lain. Sebab, banyak pengemudi ojol yang menjadi mitra di lebih dari satu aplikator berbagi tumpangan.
Namun mitra pengemudi Gojek Ferry Andrian, 34 tahun tidak setuju. “Pemerintah tidak bisa mengatur itu, karena kami mitra bukan karyawan,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (31/7).
“Karyawan ada gaji, THR, uang makan hingga uang lembur. Kami tidak ada sama sekali. Jadi jam kerja kami yang menentukan sendiri,” ujarnya. “Kalau lelah, istirahat. Jika masih sanggup jalan terus, itulah derita mitra.”
2. Driver Ojol Respons Kabar Kemnaker Akan Atur Syarat Jadi Ojek Online
Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker dikabarkan mengkaji baru soal ojol, termasuk bonus dan jam kerja. Pengemudi ojek online menilai masuk akal jika pendaftaran dibatasi minimal 18 tahun.
Soal usia yang kabarnya akan dibatasi menjadi minimal 18 tahun, Mitra pengemudi ojek online Grab Marjan, 52 tahun, sepakat. Sebab, masyarakat baru bisa memperoleh SIM setelah memiliki Kartu Tanda Penduduk atau KTP. “Kalau belum 18 tahun, tidak bisa mendapatkan SIM,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (31/7)
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Driver Online atau ADO, Taha Syafaril, meminta agar timnya dilibatkan dalam pembahasan regulasi tersebut. “Kami mendapatkan informasi (ada rencana membuat regulasi baru). Kami sudah mengajukan permohonan audiensi,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Selasa (1/8).
“Bila perumusan tidak secara detail mendengarkan permasalahan di lapangan saat ini, maka besar kemungkinan Permen ketinggalan update,” katanya. “Secara khusus kami belum ada komunikasi dengan Kemnaker.”
3. Paling Banyak Dipakai di E-Commerce, J&T Kalahkan Shopee, Gojek, Grab
J&T Express mengalahkan Shopee, Gojek, hingga Grab, sebagai layanan logistik yang paling banyak digunakan generasi milenial dan gen Z di e-commerce. Alasan dalam memilih yakni kecepatan dan gratis ongkir atau ongkos kirim.
Populix melakukan survei terhadap 1.577 responden selama Juni. Dari jumlah tersetbu, populasi responden terdiri dari 46% gen Z, 49% generasi milenial, dan 5% gen X. Separuh dari mereka merupakan pekerja, profesi lainnya merupakan pengusaha dan pelajar.
Responden memilih J&T Express karena memiliki lokasi agen yang dekat, kecepatan pengiriman, cakupan luas, dan pengguna dapat memantau pengiriman secara online. Kemudian memiliki layanan tambahan dan banyak variasi layanan pengiriman.
4. Bos BCA dan Lo Kheng Hong Punya Strategi Berbeda soal Investasi
Bos PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja dan investor kawakan Lo Kheng Hong memiliki pandangan yang berbeda mengenai investasi.
Jahja menilai ketika melakukan investasi, ada baiknya untuk melakukan diversifikasi aset. Artinya jangan hanya berinvestasi dalam satu jenis saja.
“Kalau dari saya sebagai investor, saya tidak menganjurkan hanya saham BCA. Tetap harus punya basket of investment, saham, obligasi, dolar, rupiah, reksa dana jadi tidak hanya satu tempat,” ujar Jahja dalam siaran langsung Instagram BCA Sekuritas dikutip Rabu (2/8).
Diversifikasi adalah salah satu strategi manajemen risiko dalam berinvestasi. Tujuan utama dari diversifikasi adalah mengurangi risiko kerugian jika salah satu aset investasi memiliki performa buruk. Selain itu, diversifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan keuntungan.
Menanggapi strategi investasi Jahja, Lo Kheng Hong mengaku punya pandangan yang berbeda dengan bos bank swasta nasional terbesar di Tanah Air tersebut. Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett asal Indonesia ini mengaku tidak suka mendiversifikasi instrumen investasi.
“Saya tidak suka diversifikasi, kalau bisa membeli Mercy seharga Bajaj kita dorong uang kita disitu. Kalau kita tahu sektor perbankan itu sektor yang baik tentu kita malas untuk diversifikasi ke sektor lain,” ujarnya dalam acara yang sama.
Lo Kheng Hong menambahkan ketika sudah menemukan sektor atau perusahaan yang baik, ia akan mendorong dananya untuk terus membeli di saham tersebut.
5. Emtek, Telkom, East Ventures Suntik Startup Influencer Virtual Rp 14 M
East Ventures memimpin pendanaan kepada startup kreator meta human Genexyz US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar. Investor lain yang berpartisipasi yakni Emtek, anak usaha Telkom yakni MDI Ventures, Trinity Optima, dan Massive Music.
Investor pada putaran pendanaan sebelumnya, Future Creative Network atau FCN kembali berpartisipasi.
Genexyz menghadirkan agregator virtual influencer atau humans Intellectual Property. Startup ini menghadirkan virtual human di beberapa acara live talkshow, seperti IdeaFest 2022.
Karakter meta human yang diproduksi diberi nama Zivi. Zivi memiliki akun media sosial @zivi_zv. Genexyz juga meluncurkan beberapa humans Intellectual Property baru, salah satunya karakter laki-laki dengan keunikan dan kecerdasan yang berwarna di kehidupan sehari-hari.