10 Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di RI Pagi Ini, Pekanbaru No.1

Kualitas udara kota-kota besar di Indonesia pagi ini terpantau dalam kondisi tidak sehat seiring polusi udara yang masih terbilang buruk. Menurut data IQAir, Pakanbaru, Riau menjadi kota dengan kualitas udara terburuk pagi ini berdasarkan pemantauan pada Rabu (6/9) pukul 07.30 WIB.

Indeks kualitas udara Pekanbaru terpantau mencapai 170, yang masuk dalam kategori merah atau tidak sehat. Menurut IQAir, konsentrasi particulate matter atau PM2.5 kota Pekanbaru pagi ini mencapai 6,1 kali di atas panduan kualitas udara tahunan WHO atau tidak sehat.

Konsentrasi PM2.5 Pekanbaru terpantau mencapai 92 mikrogram per meter kubik (µg/m³), sedangkan konsentrasi polutan nitrogen dioksida 5 µg/m³. IQAir memperkirakan kualitas udara Pekanbaru tidak sehat hingga Jumat (8/9) dengan indeks kualitas udara di atas 150.

Partikel ini memiliki risiko kesehatan yang paling besar di antara pengukuran polusi udara lainnya. PM2.5 dapat bersumber dari asap kendaraan bermotor, hasil pembakaran pembangkit listrik, proses industri, asap pembakaran, asap rokok.

PM2.5 juga dapat terbentuk dari reaksi kimia polutan di udara/atmosfer, di antaranya sulfur dioksida, nitrogen oksida, ammonia, black carbon, debu mineral, yang bereaksi dengan air dan materi organik lainnya.

Sedangkan cuaca di Pekanbaru pada Rabu pagi ini terlihat terang dengan suhu 26 derajat celcius, UV Index 5, kemudian gerak angin 6,1 kilometer per hour, dan tekanan sebesar 1009 milibar.

Berikut daftar 10 kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia:

1. Pekanbaru, Riau dengan indeks kualitas udara 170;
2. Palembang, Sumatera Selatan (162);
3. Bandar-Lampung (160);
4. Jambi (154);
5. Palangkaraya, Kalimantan Tengah (154);
6. Semarang, Jawa Tengah (142);
7. Pontianak, Kalimantan Barat (142);
8. Jakarta, (127);
9. Makassar, Sulawesi Selatan (117);
10. Martapura, Kalimantan Selatan (114);

Sebagai informasi, operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sektor transportasi dan industri dituding sebagai biang kerok yang membuat polusi udara di Jakarta menjadi buruk.

Oleh karena itu, untuk menekan polusi pemerintah melakukan sejumlah upaya seperti menurunkan kapasitas produksi listrik PLTU Suralaya di Cilegon, mengenakan sanksi administratif kepada industri atau pabrik terkait pengelolaan emisi, dan memberlakukan tilang emisi kendaraan bermotor.