Menlu Kecam Serangan ke Warga Sipil di Gaza, Minta OKI Bersikap Tegas
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengecam serangan yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga sipil di daerah Gaza, Pelestina. Kecaman itu disampikan Retno saat menghadiri Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri negeri yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan itu diselenggarakan atas inisiatif beberapa negara, termasuk Indonesia.
“Pesan yang terus disampaikan Indonesia sangat jelas: stop eskalasi, fokus pada masalah kemanusiaan, dan selesaikan akar masalah sesuai parameter internasional yang telah disepakati,” ujar Retno dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (19/10).
Menurut Retno satu jam setelah tiba di Jeddah, ia langsung melakukan pembicaraan per telepon dengan Menlu Inggris, James Cleverly. Sehari sebelumnya Retno juga telah menelepon Menlu Mesir untuk membahas situasi di Palestina. Bahkan ia mengatakan persoalan serupa juga dibicarakan pada saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok di Beijing.
“Pertemuan OKI di Jeddah ini sangat penting artinya untuk memperkokoh kesatuan posisi OKI dalam meng-address situasi di Gaza yang semakin memprihatinkan,” ujar Retno.
Sebelum pertemuan dimulai, terjadi serangan ke RS Al Ahly yang menewaskan lebih dari 500 masyarakat sipil. Selain mengecam serangan ke rumah sakit, Retno mengatakan Indonesia juga mengecam serangan Israel terhadap fasilitas sipil di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.
Menurut Retno, permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional. Permintaan itu menurut Retno harus diabaikan.
Selain itu Retno mengatakan situasi sulit di Gaza membuat pemerintah sulit melakukan evakuasi terhadap WNI dari wilayah konflik tersebut. Karena itu Retno mengatakan Indonesia mendesak OKI harus mengirim pesan kuat sekaligus memobilisasi dukungan internasional untuk mengatasi situasi di Gaza.
Tawarkan Tiga Solusi Atasi Konflik
Terhadap situasi sulit di Palestina, pemerintah Indonesia mendesak OKI mengerahkan segala upaya untuk mengupayakan gencatan senjata sesegera mungkin. Hal itu diperlukan lantaran Indonesia menilai Dewan Keamanan PBB tidak mampu menjalankan fungsinya.
“Maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat OKI harus mendesak PBB untuk mengadakan emergency session,” ujar Retno.
Poin kedua yang menjadi perhatian Indonesia adalah memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan. Menurut Rento memblokade akses listrik, air, dan BBM, serta menghukum warga sipil, bertentangan dengan hukum internasional.
“OKI harus mendesak semua pihak yang relevan untuk membuat humanitarian corridor di Gaza dan memastikan hukum humaniter internasional dihormati. Upaya apapun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak,” ujar Retno.
Sedangkan pada poin ketiga, Indonesia meminta negara-negara Islam mengatasi akar konflik. Menurut Rento, perdamaian abadi tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya hak bangsa Palestina.
“OKI harus mendesak dilanjutkannya proses perdamaian yang berarti untuk mencapai two-state solution sebagai satu-satunya jalan,” ujar Retno.
Di akhir pernyataan, ia mengingatkan kembali bahwa OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina. Karena itu ia mengingatkan agar OKI bertindak untuk bersama-sama mewujudkan perdamaian di Palestina.