Ganjar Janji Perkuat Kerja Sama Terkait Ancaman Terorisme dan Narkoba

Muhamad Fajar Riyandanu
7 November 2023, 20:35
Ganjar Janji Perkuat Kerja Sama Terkait Ancaman Terorisme dan Narkoba
ANTARA FOTO/Wawan Hadi/ast/rwa.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo

Calon Presiden Ganjar Pranowo bakal menjalankan sejumlah paket kebijakan kerja sama internasional di kawasan Asia dan Asia Tenggara jika ditetapkan menjadi Presiden Indonesia periode 2024-2029.

Paket kebijakan tersebut terdiri dari upaya penanggulangan terorisme, kerja sama memerangi pengedaran narkoba dan mengurus perbatasan wilayah antar negara.

Pernyataan tersebut dikatakan oleh Ganjar saat menyampaikan Pidato Arah dan Stategi Politik Luar Negeri Calon Presiden yang disiarkan di Youtube CSIS Indonesia pada Selasa (7/11).

Perihal pengetatan wilayah perbatasan antar negara, Ganjar menyoroti sengketa wilayah lepas pantai yang terjadi antara negara-negara di Asia Tenggara di Laut Cina Selatan. Pada awal 2023, Cina telah mengklaim sembilan garis putus-putus ke wilayah laut dari Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

Cina juga melebarkan batas wilayah lautnya ke Kepulauan Paracel yang juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan. Sementara itu, ketegangan di Laut Cina Selatan telah meningkatkan ancaman penetrasi Cina di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia di Laut Natuna Utara. "Kita musti selesaikan itu, Indonesia dengan Laut Cina Selatan," kata Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar juga berencana untuk menggandeng kerja sama internasional untuk memerangi kejahatan terorisme dan pengedaran narkoba. Aksi terorisme, ujar Ganjar, merupakan tindakan yang mengancam keutuhan bangsa dan tak selaras dengan dasar negara Pancasila. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melaporkan terjadi penurunan aksi dan pelaku tindak pidana terorisme di Indonesia selama 2021-2023.

Melansir dari laman resmi Polri, terdapat 6 kejadian teror pada 2021 dengan 370 orang yang diduga menjadi pelaku terorisme. Kemudian pada 2022, jumlah aksi teror di Tanah Air turun menjadi satu kasus. Begitupun dengan angka tersangka terorisme yang menyusut menjadi 248 orang.

Sementara hingga Oktober 2023, Polri mencatat belum ada aksi teror. Sepanjang tahun ini, terdapat 104 orang tersangka terorisme yang telah dibekuk Densus 88. "Terorisme ini menjadi sesuatu yang kami harus betul-betul lawan," ujar Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga menaruh perhatian khusus terhadap upaya pemberantasan narkoba. Menurutnya, kerja sama internasional dinilai ampuh dalam menghadapi ancaman pengedaran narkoba di Indonesia. "Dan satu lagi adalah narkoba. Ini sesuatu yang menjadi diskusi cukup dalam karena jejaringnya internasional," kata Ganjar.

Di tingkat nasional, Polri mengungkap 1.643 kasus narkoba sepanjang periode 1-17 Oktober 2023. Dari pengungkapan tersebut, sebanyak 2.431 tersangka telah ditangkap. Adapun sabu menjadi barang bukti yang paling banyak disita, yaitu sebanyak 315.870 kilogram (kg).

Lalu ganja jadi jenis narkoba kedua yang paling banyak disita yaitu 102.340 kg. Disusul oleh tembakau gorila sebanyak 943 kg dan ketamin 495 kg. Selain daftar itu, Polri juga turut menyita obat-obatan terlarang yakni obat keras sebanyak 607.075 butir dan ekstasi 26.392 butir.

Modus penyeludupan paling banyak dilakukan melalui jalur laut. Ada pula narkoba yang diseludupkan melalui jalur darat, dengan cara menyembunyikannya di bawah jok motor dan disamarkan melalui penyelundupan senjata api.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...