Kisah Noken dan Sepotong Sagu Sep untuk Ganjar dari Merauke

Ira Guslina Sufa
29 November 2023, 05:50
Ganjar Pranowo menghadiri kampanye hari pertama di Merauke, Papua Selatan
Antara
Ganjar Pranowo menghadiri kampanye hari pertama di Merauke, Papua Selatan

 Noken cokelat terbuat dari kulit kayu menggantung di leher Ganjar Pranowo saat ia meninggalkan rumah makan Pinang Sirih, Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11). Malam itu ia baru saja mengakhiri seluruh rangkaian acara yang disiapkan tim pemenangan di hari pertama masa kampanye. 

Sepanjang hari, ada lima kegiatan di lima titik berbeda yang ia ikuti. Di setiap pertemuan, Ganjar menemui massa dari kelompok berbeda. Pagi hari ia menemui warga dari tiga kampung di Distrik Semangga. Lalu meluncur ke Belavista untuk menyapa relawan. Setelah itu ia bertemu dengan rohaniwan terkemuka di Merauke, Uskup Agung Petrus Canisius Wandagi. 

Pada sore hari kegiatan berlanjut dengan dialog bersama Gen Z  dan ditutup dengan pertemuan dengan tokoh adat dan tokoh agama pada malam harinya. Satu agenda yang akhirnya tak jadi diikuti Ganjar adalah kunjungan dan deklarasi dukungan dari perwakilan suku di Papua Selatan yang berlangsung di SOTA titik nol kilometer yang menjadi wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. 

Sehari penuh menghabiskan waktu, tas noken kulit kayu menjadi benda yang tak pernah jauh dari Ganjar. Padahal tas itu baru saja ia peroleh saat baru mendarat di Bandar Udara Mopah Merauke. Noken itu pemberian salah satu masyarakat yang telah menunggu kedatangan Ganjar di hari pertama masa kampanye, 

Ganjar punya alasan khusus kenapa noken pemberian warga itu selalu ia bawa selama menggelar kampanye hari pertama. Selain karena alasan kepraktisan untuk membawa benda-benda kecil kebutuhannya, Ganjar mengatakan ada makna filosofis dari noken yang ia bawa. 

“Noken ini buatan ibu-ibu Papua, menjadi tempat penyimpanan dan bagi saya sekaligus membawa pesan menampung dan menyerap aspirasi dari masyarakat Papua untuk Indonesia,” ujar Ganjar menjelaskan alasannya. 

Menurut Ganjar, noken menjadi simbol yang sesuai dengan tujuan di balik alasan ia memilih Merauke sebagai daerah pertama yang dikunjungi pada masa kampanye. Bersama calon wakil presiden yang akan mendampingi di Pilpres, Mahfud MD, ia ingin menyerap sebanyak mungkin aspirasi dari seluruh masyarakat Indonesia. Itu pulalah yang membuat tema utama kampanye Ganjar - Mahfud di Pilpres dengan “Dari Sabang sampai Merauke.”  Ganjar memulai kampanye dari Merauke sedangkan Mahfud dari Sabang, Aceh. 

Ganjar Pranowo Papua
Ganjar Pranowo Papua (Katadata)

Perjalanan Tak Mudah 

Perjalanan Ganjar menyerap aspirasi masyarakat Merauke pada hari pertama kampanye tidaklah mudah. Ia harus menempuh sekitar dua jam perjalanan untuk sampai ke Kampung Waningga Manggo, Warat dan Urum yang terdapat di Distrik Semangga. Lebih dari separuh perjalanan yang dilalui dalam kondisi rusak parah, berlubang di mana-mana. 

“Ini masih baik datangnya sekarang, kalau musim hujan ini banjir sudah,” ujar Dedy, salah seorang sopir yang mengantar rombongan Ganjar siang itu. 

Buruknya kondisi jalan, menjadi aspirasi pertama yang diterima Ganjar dari warga saat ia sampai di lokasi acara. Lalu satu per satu permasalahan terungkap seperti buruknya fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan yang terbatas, dan lain sebagainya. 

“Bapak jalan ke sini 'jalan bagus' Jangan lupa kami. Kami percaya bahwa bapak yg akan kepilih,” ujar Kepala Kampung Wendu Matara, Kalimus Mahuse. 

Ganjar menceritakan, beberapa minggu sebelumnya ia telah berkeliling Papua dan mendapatkan banyak masukan dari masyarakat.  Di antaranya, kebutuhan akses kesehatan yang menjadi begitu penting. Karena itu, jika dirinya terpilih menjadi presiden, dia ingin membangun fasilitas kesehatan dilengkapi dengan tenaga kesehatan atau dokter di setiap desa. 

“Dan itulah salah satu alasan kuat bagi saya dan Pak Mahfud untuk melahirkan program Satu Desa Satu Faskes. Kita mulai dari Merauke, Papua Selatan,” kata Ganjar. 

Selain menyampaikan program dari visi misinya dalam pidatonya, Ganjar juga mengajak masyarakat yang hadir untuk berdialog agar dia bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat di Merauke. Saat berdialog dengan Leonard Batfeny yang berasal dari Distrik Korkari RT03 Kampung Kondo, Kabupaten Merauke ia jadi tahu kesulitan warga mendapat akses kesehatan yang layak. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...