Jepang Janjikan Pendanaan Rp 15 T untuk Bangun Ekosistem EV di ASEAN
Pemerintah Jepang menyampaikan komitmen pendanaan senilai US$ 1 miliar atau sekira Rp 15,5 triliun untuk implementasi proyek kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di kawasan Asia Tenggara dan Jepang. Inisiatif tersebut merupakan hasil keputusan kemitraan bertajuk ASEAN Japan Co-Creation Initiative for the Next Generation Automotive Industry yang menjadi bagian dari KTT Perayaan 50 tahun ASEAN-Jepang di Tokyo.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia menyerukan kerja sama ASEAN-Jepang sebagai upaya kolaborasi konkret dan bermanfaat langsung bagi masyarakat di kawasan. Kerja sama yang dimaksud yakni pendanaan infrastruktur, transisi energi, transformasi digital, ketahanan pangan dan penguatan rantai pasok.
"Presiden Republik Indonesia menekankan kemitraan strategis komprehensif ASEAN-Jepang yang disepakati September lalu di Jakarta harus menjadi modalitas untuk terus memperkokoh hubungan," kata Retno saat memberikan keterangan pers yang disiarkan oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (18/12).
Retno melanjutkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan kerja sama ekonomi ASEAN – Jepang ke depan harus memprioritaskan dua hal. Pertama, penguatan ketahanan pangan dan energi melalui kerja sama teknologi pertanian dan pangan serta investasi alih teknologi untuk mempercepat transisi energi.
Retno menjelaskan, KTT ASEAN-Jepang menghasilkan dua dokumen, yakni Joint Vision Statement dan Plan of the Joint Vision Statement. Dokumen pertama merupakan visi jangka panjang ASEAN yang berbasis pada tiga pilar utama.
Pilar pertama adalah Heart to Heart Partners Across Generations yang mencakup kerja sama pertukaran pemuda, budaya, dan olahraga. Juga ada dukungan untuk, sains dan teknologi, serta dukungan terhadap Sekretariat ASEAN.
Pilar kedua yakni Partners for Co-Creation of Economy and Society. Di pilar ini, kerja sama yang akan dilakukan antara lain menyasar pada bidang ekonomi, lingkungan, manajemen kebencanaan, dan ketahanan pangan, serta transisi energi.
Pilar ketiga adalah Partners for Peace and Stability. Kerja sama ini diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan, termasuk keamanan maritim, dan kemudian yang menjadi salah satu prioritas adalah juga Women and Peace and Security serta non-proliferasi nuklir.
Sementara dokumen Plan of the Joint Vision Statement memuat 130 kerja sama dari tiga pilar utama di Joint Vision Statement. Singkatnya, dokumen tersebut menerjemahkan atau upaya untuk melaksanakan dari visi yang sudah disampaikan di dokumen pertama.
Beberapa kerja sama prioritas yang menjadi kepentingan Indonesia turut terefleksi di dalam outcome documents antara lain, penguatan konektivitas melalui investasi infrastruktur hingga percepatan transisi energi dengan penyediaan affordable funding untuk capai net zero emission.
"Kemudian dukungan pengembangan ekosistem baterai EV di kawasan untuk memperkuat rantai pasok global," ujar Retno.