JK Soroti Pemilu 2024: Hanya yang Punya Duit Banyak Bisa Memimpin
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, menyebut sudah ada pergeseran cara memenangkan pesta politik tahun ini. Ia bergurau, saat ini ahli bisa merumuskan teori politik terbaru.
"Untuk memenangkan pemilu bukan hanya berkampanye dengan baik, tapi harus punya uang banyak. Ini bisa menjadi demokrasi minoritas,” katanya saat membuka diskusi Election Talk #4 bertajuk “Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi?" yang dilaksanakan di Universitas Indonesia, Kamis (7/3).
Hal ini ia dasarkan pada hal-hal yang dilakukan sebelum Pemilu 14 Februari lalu. JK melihat betapa banyak pengeluaran negara untuk bantuan sosial yang diberikan pada bulan dan tanggal yang sama.
Menurutnya, bila demokrasi menjadi mahal maka hanya pemimpin yang punya uang yang bisa memimpin. Negara dan pemerintah kemudian bakal menerapkan sistem kapitalis.
“Tapi satu-satunya yang bisa bilang ini memang terjadi itu hanya DPR, supaya tidak menjadi pengadilan rakyat,” kata JK.
Menurutnya, hal ini tidak boleh terjadi lagi di Pemilu mendatang sehingga demokrasi dan harapan masyarakat bisa terwujud. JK berharap siapapun yang melanggar ketentuan menjalankan demokrasi mendapat peringatan dan sanksi.
JK tidak berharap pengadilan rakyat terjadi, karena hal ini tidak akan ada ujungnya. Masyarakat cenderung memiliki lawan abadi dan bakal menyulut kekacauan jika melihat ketidakadilan.
"Bisa ada masalah baru, bakar-bakaran. Kami tidak ingin negara terbakar atau siapapun terbakar, jadi harus diselesaikan secara konstitusional,” katanya.