Geliat Industri Budaya Dongkrak Ekonomi Rakyat

Nabilah Muhamad
7 Mei 2024, 14:02
Ilustrasi salah satu produk lokal karajinan anyaman yang dibuat warga di Blimbing, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/9/2023). Produk budaya yang dijual diyakini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Ilustrasi salah satu produk lokal karajinan anyaman yang dibuat warga di Blimbing, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/9/2023). Produk budaya yang dijual diyakini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
Button AI Summarize

Lebih dari dua dekade David Yeremia menekuni usaha anyamannya. Kini, lini usaha yang dinamakan Pandanus Internusa itu sudah tersebar di sejumlah negara di Timur Tengah, Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Produknya bahkan kerap mejeng di pameran kerajinan internasional bergengsi, seperti Ambiente Fair, Frankfurt, Jerman. 

Bisnis yang berdiri di Yogyakarta ini menjual perlengkapan rumah. Paling banyak produk boks atau storage yang terbuat dari tumbuhan, seperti pandan, eceng gondok, hingga pelepah pisang. 

David menceritakan, dalam sehari para pengrajin yang bekerja di Pandanus bisa memproduksi 200-300 buah produk anyaman. Sementara pengirimannya bisa sampai 6-8 kontainer per bulan. Mayoritas produk dijual ke pasar internasional, sisanya sekitar 5% dari total produksi dijual ke pasar dalam negeri. Adapun harganya berkisar US$5-30 per buah, bergantung dari ukuran dan kerumitan anyaman. 

Hampir 300 pasang tangan pengrajin yang rata-rata berusia 40 tahun menganyam kerajinan tersebut. Mereka tak hanya bekerja dari lokasi atau inhouse Pandanus, tetapi tersebar di sekitar Yogyakarta. Para pengrajin ini biasanya dikoordinir oleh pengepul. 

Omzet penjualan anyaman David bisa mencapai Rp18 miliar per tahun. Dari omzet itu, David bisa memberi remunerasi pengrajin inhouse sesuai standar upah minimum provinsi (UMP). "Kami harus ikut audit, ada standar aturan. Ada pengupahan UMP, jam kerja, kelengkapan gudang, standar operasional lainnya,"  kata David melalui sambungan telepon, Kamis (2/5/2024).

Selain melibatkan pengrajin lokal, David juga menggandeng petani untuk menyuplai bahan utama anyaman, seperti eceng gondok, pandan, dan pelepah pisang. Belanja bahan baku itu bisa memutarkan uang hingga Rp100-200 juta per bulan.

Padanus Internusa telah terdaftar dalam Direktori Eksportir Indonesia Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pengiriman Pandanus ke sejumlah negara tentu berpengaruh terhadap statistik ekspor Indonesia. 

Menurut data TradeMap yang dihimpun Kemenperin pada September 2023, total nilai ekspor kerajinan Indonesia secara global mencapai US$603,95 juta. Nilainya menyumbang 1,5% dari pangsa kerajinan di dunia. 

Alexandra Arri Cahyani, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, meyakini angka tersebut bisa terus bertumbuh selama ada dukungan, ketersediaan sumber daya alam, dan kemampuan pengrajin yang andal.

Tak hanya produk seni, hajat kebudayaan juga bisa ikut berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat. MIsalnya festival budaya Irau Malinau ke-10 yang digelar di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Oktober 2023.

Melansir laman resmi Pemerintah Kabupaten Malinau, perputaran uang selama 20 hari gelaran pesta rakyat tahunan ini mencapai Rp44,8 miliar. Survei Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litbang Kabupaten Malinau bersama Badan Pusat Statistik (BPS) pun menunjukkan, ada 319.353 kunjungan selama Festival Irau Malinau berlangsung. 

Pertumbuhan ekonomi selama festival tersebut ditaksir naik 82,31%, ditopang oleh sektor akomodasi, transportasi, penyedia makanan dan minum, dan lainnya. 

Di samping itu, ada festival Gandrung Sewu 2023 yang berlangsung di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi pada 14-16 September 2024 juga menyumbang pemasukan bagi warga sekitar. Perputaran ekonomi dari perhelatan tari kolosal ini ditaksir mencapai lebih dari Rp7 miliar. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...