Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8% di 2045, Ini Faktor Pendorongnya

Nur Hana Putri Nabila
21 Mei 2024, 20:41
Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8% di 2045, Ini Faktor Pendorongnya
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
Rangkaian kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) melintas di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (3/5/2024). DBS Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 8% pada 2045.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

DBS Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% pada 2045 mendatang. Chief Economist DBS Bank, Taimur Baig mengatakan hal itu karena Indonesia merupakan negara besar dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari satu triliun dolar. 

Tak hanya itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% selama dua dekade terakhir sudah menunjukkan performa yang baik. Namun, dia menyebut untuk mencapai angka ini merupakan tantangan besar yang membutuhkan investasi besar-besaran dan perencanaan jangka panjang.

“Akan membutuhkan ekspansi dan kapasitas produktif yang sangat besar untuk tumbuh secepat itu tanpa menyebabkan distorsi ekonomi makro yang luas," ujar Baig dalam Media Briefing DBS Indonesia di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (21/5). 

Sejalan dengan hal itu, Baig mewanti-wanti perekonomian yang tumbuh terlalu cepat bisa mengalami peningkatan impor dan defisit neraca transaksi berjalan, kenaikan inflasi, serta overheating di pasar aset. Contohnya adalah krisis keuangan Asia 1997 yang disebabkan oleh pertumbuhan yang terlalu cepat dan arus masuk modal yang besar.

Demi mencapai target pertumbuhan 8%, Baig menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur transportasi, manufaktur, dan listrik. Selain itu, investasi besar juga diperlukan di sektor pendidikan untuk membangun tenaga kerja yang kompeten.

“Untuk melompat dari 6% ke 8%, untuk ekonomi senilai satu triliun dolar lebih, akan membutuhkan dan merencanakan realisasi investasi yang belum pernah terjadi di Indonesia dalam sejarah,” ucapnya.  

Menurut Baig, agar pertumbuhan tersebut bisa berkelanjutan, diperlukan kesepakatan di seluruh spektrum politik dan pelaku ekonomi. Ia menegaskan harus ada kebijakan yang ramah terhadap investor dan kebijakan pendidikan yang luas sangat dibutuhkan. Fokus harus diberikan pada modal finansial, modal fisik, dan modal manusia secara bersamaan.

“Ketiganya harus dilihat secara bersamaan jika memang masa depan pertumbuhan 8% harus diwujudkan,” ujar dia.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...