Partai Demokrat dan Golkar Tanggapi Positif Permohonan Maaf Jokowi
Sejumlah partai politik (parpol) menanggapi permohonan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan selama satu dekade kepemimpinannya.
Dua parpol anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM), yakni Demokrat dan Golkar menganggap tindakan tersebut merupakan hal positif yang dapat menjadi contoh bagi pemimpin bangsa di masa depan.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan setiap pemimpin pasti berupaya sebaik mungkin untuk bangsa, negara, dan masyarakat. Namun, sebagai manusia, sosok presiden tentu memiliki keterbatasan dan sering menghadapi tantangan yang sulit diprediksi.
"Bagi kami apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi ini tentunya merupakan hal yang sangat positif. Pemimpin pasti ingin berupaya yang terbaik untuk bangsa dan negara. Tapi kita tahu, sebagai manusia, presiden punya keterbatasan," kata Herzaky lewat pesan suara WhatsApp pada Sabtu (3/8).
Demokrat merupakan parpol yang belakangan bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Bergabungnya Demokrat ke dalam kabinet pemerintahan ditandai dengan dilantiknya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada 21 Februari lalu.
Ini sekaligus mengakhiri peran Demokrat sebagai parpol oposisi selama 9 tahun 4 bulan. Setelah bergabung dengan koalisi pemerintah, tugas Demokrat saat ini adalah mengawal dan membantu memastikan rezim Jokowi berakhir dengan lancar dan sukses alias soft landing.
Herzaky mengatakan, Demokrat berkomitmen turut berperan dalam memastikan transisi dan akhir kepemimpinan berlangsung dengan baik tanpa menimbulkan masalah bagi pemerintahan selanjutnya.
"Jika tugas Demokrat sebelumnya selama 9 tahun mengingatkan Pak Presiden dan roda pemerintahan, maka hari ini tugas kami adalah membantu kepemimpinan Pak Jokowi agar bisa soft landing," ujar Herzaky.
Sikap serupa juga disuarakan oleh Partai Golkar. Partai berlogo pohon beringin itu mengapresiasi inisiatif Jokowi yang telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat seluruh Indonesia.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) Partai Golkar, Dave Laksono, menganggap Jokowi sebagai figur yang berani mendobrak sejumlah permasalahan yang menjadi hambatan pembangunan Indonesia tempo lalu.
"Yang dahulu hanya dianggap sebagai negara dengan permasalahan pelik, dapat beliau pimpin menjadi kekuatan ekonomi dunia. Keberhasilan beliau dalam melaksanakan pembangunan sudah amat luar biasa," kata Dave lewat pesan singkat WhatsApp pada Jumat (2/8).
Dia mengatakan bahwa Jokowi telah berhasil mengerjakan pembangunan di berbagai sektor dan pencapaian tersebut akan menjadi tolak ukur untuk melanjutkan pembangunan di masa depan.
"Pembangunan dalam segala macam sektor telah berhasil beliau kerjakan dan ini menjadi tolak ukur untuk melanjutkan pembangunan kedepannya," ujar Dave.
Jokowi akan menanggalkan jabatan sebagai presiden setelah habis masa jabatan pada 20 Oktober mendatang. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan permintaan ampun saat menyampaikan sambutan dalam Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (1/8), malam.
"Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan bahwa dirinya dan Ma'ruf merupakan individu manusia yang tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. "Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi meminta seluruh pihak agar selalu bersatu padu, saling menguatkan untuk dapat menghadapi berbagai bentuk krisis dan tantangan baru yang akan muncul ke depannya.
"Tantangan akan selalu datang silih berganti. Oleh sebab itu, kita hars selalu bersatupadu, saling menguatkan, saling membantu, saling tolong-menolong dan saling mendoakan," kata Jokowi.