Mundur dari Ketum Golkar Airlangga Singgung Demokrasi, Dinilai Terkait Pilkada
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto resmi mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum Golkar. Pernyataan mundur ia sampaikan secara terbuka dalam video berdurasi 3 menit 22 detik pada Minggu (11/8).
Dalam pidato resminya, Airlangga tak secara spesifik menyebutkan alasan mundur dari Ketum Golkar. Ia hanya menyebut tindakan itu diambil untuk menjaga soliditas partai.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Airlangga.
Di sisi lain, ia menyinggung pentingnya mengawal demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia. Airlangga menyebut sebagai partai besar, Golkar perlu menjaga dan memastikan demokrasi berjalan dengan baik.
Menurut Airlangga, di bawah kepemimpinannya, Golkar telah tumbuh menjadi partai yang meraih 102 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan hasil Pemilu 2024. Selain itu lebih dari seribu kader golkar terpilih menjadi anggota DPRD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Dengan keringat bersama, serta dengan tekad bersama, Partai Golkar berhasil melakukan transformasi menjadikan dirinya sebagai kebanggaan seluruh kader,” ujar Airlangga.
Selain di pemilu, Airlangga juga menyinggung keberhasilan Golkar dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka di pilpres 2024. Ia berharap seluruh kader Golkar terus menjaga soliditas dan kesinambungan Partai Golkar di semua tingkatan.
Sementara itu politikus senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menyebut keputusan Airlangga mengundurkan diri merupakan pilihan personal sebagai kader Golkar. "Ya saya..ya itu hak beliau untuk mundur," kata Luhut singkat, saat dijumpai di sela peninjauan gedung kementerian koordinator di Ibu Kota Nusantara (IKN), Minggu (11/8).
Tarik Ulur Pilkada
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai mundurnya Airlangga dari posisi Ketua Umum Golkar tak bisa dipisahkan dari penentuan calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada. Menurut Adib terdapat pergolakan di internal partai lantaran adanya sejumlah kader Golkar yang tak bisa maju menjadi calon kepala daerah lantaran tersandera kebijakan partai secara nasional.
“Analisa fakta empiris yang saya kumpulkan tarik ulur kepentingan politik kuat di atas. Golkar dalam pilkada memiliki bargaining posisi yang tinggi,” ujar Adib.
Menurut Adib mesin politik Golkar saat ini sedang dalam performa maksimal lantaran raihan kursi di pemilu legislatif yang cukup tinggi. Gokar juga merupakan partai dengan pengkaderan yang bagus. Hal itu menurut dia membuat partai beringin ini tidak mudah ditekan dan diatur dalam penetapan calon kepala daerah.
Ia menilai saat ini Golkar terkesan dipaksa untuk ikut dalam kerja sama politik besar bersama Koalisi Indonesia Maju di berbagai daerah yang justru merugikan kader Golkar. Ia mencontohkan situasi di Banten dengan suara kader Golkar Airin Rachmi Diany yang justru tidak mendapat prioritas dari KIM untuk maju di Pilkada. Padahal menurut Adib, Airin merupakan sosok dengan elektabilitas tinggi.
“Menurut saya ada plot twist politik yang besar. Siapa yang menyangka Golkar adalah partai besar, ini operasi besar politik menurut saya. Ini tsunami politik di KIM itu,” ujar Adib.
Di Pilkada Jawa Barat, Golkar juga dinilai turut bergolak lantaran melepas kans kemenangan dengan menjadikan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Adib menilai Golkar ingin menunjukkan perlawanan untuk menghambat dominasi Koalisi Indonesia Maju di Pilkada.
Sementara itu, politikus Golkar Andi Sinulingga mengatakan setelah mundurnya Airlangga selanjutnya partai akan menggelar pleno. Ia menyebut saat ini sejumlah nama potensi menggantikan Airlangga.
“Aspirasi yang berkembang plt dijabat AGK (Agus Gumiwang Kartasasmita),” ujar Andi. Agus Gumiwang yang merupakan Menteri Perindustrian saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum Golkar.
Selain nama Agus, nama lain yang juga beredar menjadi calon pengganti Airlangga adalah Bahlil Lahadalia yang kini menjabat Menteri Investasi. Nama Bahlil sebelumnya juga sudah mencuat menjadi kandidat kuat Ketum Golkar melalui mekanisme Musyawarah Nasional Luar Biasa yang tidak jadi terlaksana pada 2023. Adapun jadwal Munas Golkar sudah dijadwalkan berlangsung pada Desember 2024.