Top News: Penangkapan Pemain Judol dan Crossing Saham CUAN
Selamat datang di ringkasan berita terbaik kemarin. Kami telah merangkum sorotan utama yang menarik perhatian pembaca. Dari ranah hukum, ada kisah penangkapan pemain judi online yang merugikan bandar, lengkap dengan modusnya. Sementara itu, bursa saham menjadi medan cerita menarik lainnya.
Dunia investasi diwarnai beragam dinamika menjelang pengumuman terbaru MSCI. Analisis mendalam tentang crossing jumbo saham CUAN senilai Rp 1,45 triliun menjadi pembahasan hangat. Prospek saham-saham grup Prajogo seperti CUAN, BREN, TPIA, dan PTRO pun menjadi sorotan. Menariknya, meskipun IHSG bergerak tipis, saham-saham Prajogo tersebut justru menguat jelang rilis MSCI.
Tidak ketinggalan, ada bocoran rencana emiten suami Puan Maharani, RAJA, terkait akuisisi bisnis LNG usai divestasi saham RATU. Semua berita ini menawarkan perspektif unik tentang peristiwa penting kemarin. Jangan ketinggalan membaca lima berita terpopuler kemarin ini.
Polisi Tangkap Pemain Judol yang Bikin Rugi Bandar, Begini Modusnya
Kepolisian Daerah DIY menangkap lima pelaku judi online, termasuk pemimpinnya, RDS, karena terbukti mengakali sistem bandar. Mereka meraup untung besar dengan rutin membuka puluhan akun baru setiap hari, memanfaatkan bonus promosi dan mengganti kartu SIM untuk menghindari deteksi. Modus ini memungkinkan kelompok tersebut mendapatkan peluang kemenangan lebih tinggi sebelum akun dikuras habis.
Praktik ini telah berjalan sejak November, di mana setiap hari komplotan ini mampu mengoperasikan sekitar 40 akun judi online. RDS diketahui menggaji para operatornya hingga Rp1,5 juta per minggu, dan sejumlah barang bukti telah disita polisi. Kelima tersangka kini ditahan, dijerat Pasal UU ITE dan KUHP, serta terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp10 miliar. Namun, bagaimana polisi membongkar jaringan terorganisir ini dan apa pelajaran berharga dari kasus ini?. Baca berita selengkapnya
Menilik Crossing Jumbo Saham CUAN Rp 1,45 Triliun Jelang Pengumuman Terbaru MSCI
Emiten konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), mencatatkan transaksi crossing saham senilai Rp 1,45 triliun pada Selasa (5/8) sore, dengan harga Rp 1.450 per lembar saham. Transaksi jumbo ini menjadi perhatian investor karena terjadi menjelang pengumuman tinjauan indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang akan diumumkan pada Kamis (7/8). Crossing saham sendiri adalah transaksi antara dua pihak yang menggunakan broker yang sama di pasar negosiasi, bukan di pasar reguler.
Head of Research CGS International Sekuritas Indonesia, Hadi Soegiarto, memproyeksikan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berpeluang kuat masuk MSCI Standard Cap Index, sementara peluang CUAN dan ANTM masih rendah. Selain itu, ia juga memperkirakan peningkatan bobot untuk PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) serta potensi penambahan MYOR dan ENRG di MSCI Small Cap Index. Untuk mengetahui detail lengkap emiten mana saja yang akan masuk atau keluar dari indeks bergengsi ini, baca analisis selengkapnya!. Baca berita selanjutnya.
Prospek Saham Grup Prajogo Jelang MSCI: CUAN, BREN, TPIA dan PTRO Masuk Radar?
Mayoritas saham konglomerat Prajogo Pangestu, termasuk TPIA, BRPT, BREN, dan PTRO, melemah pada perdagangan Selasa (5/8) menjelang tinjauan kuartalan Morgan Stanley Capital International (MSCI), meski saham CUAN justru menguat. Namun, Analis MNC Sekuritas menilai koreksi ini sebagai peluang menarik, mengingat potensi beberapa saham Prajogo untuk masuk indeks MSCI Small Cap. Potensi ini didukung oleh terpenuhinya kualifikasi likuiditas, kapitalisasi pasar, dan free float, serta pencabutan pengecualian MSCI untuk grup tersebut.
Analis memproyeksikan saham-saham seperti PTRO dan CUAN berpotensi masuk MSCI, yang dapat memicu *inflow* dana asing seiring beberapa emiten menunjukkan perbaikan kinerja signifikan, seperti TPIA dan BRPT. Berbagai rekomendasi teknikal trading buy juga diberikan untuk BREN, PTRO, CUAN, dan TPIA dengan target harga spesifik, sementara BRPT disarankan *wait and see*. Tertarik untuk mengetahui saham mana yang paling menjanjikan dan bagaimana strategi investasi terbaik di tengah dinamika pasar ini?. Klik berita ini untuk membaca kelanjutannya.
IHSG Turun Tipis, Saham Prajogo CUAN, PTRO hingga BREN Naik Jelang Rilis MSCI
IHSG ditutup turun tipis 0,01% ke level 7.514 pada perdagangan sesi pertama Rabu (6/8), dengan volume transaksi mencapai 15,83 miliar saham dan nilai total Rp 7,66 triliun. Kapitalisasi pasar tercatat Rp 13.512 triliun, di mana saham CUAN menjadi yang paling banyak ditransaksikan berdasarkan nilai. Tujuh dari sebelas sektor BEI berada di zona merah, dengan sektor non-siklikal mengalami koreksi terbesar, termasuk anjloknya saham Unilever Indonesia (UNVR).
Di tengah koreksi IHSG, saham-saham emiten Konglomerat Prajogo Pangestu seperti CUAN dan BREN kompak menguat jelang tinjauan kuartalan MSCI, disertai kenaikan pada DSSA dan ANTM yang digadang akan masuk indeks bergengsi.
Meski demikian, beberapa saham utama termasuk Indofood (INDF, ICBP) justru terkoreksi, sementara saham FORU dan MTFN memimpin daftar top gainer hari itu. Analisis teknikal dari Phintraco Sekuritas memperingatkan potensi tekanan lanjutan pada IHSG, bahkan kemungkinan pengujian support psikologis 7.500. Untuk memahami lebih jauh implikasi pergerakan pasar ini dan strategi investasi yang tepat, baca analisis lengkapnya.. Lanjut berita berikut
Bocoran Emiten Suami Puan RAJA: Akuisisi Bisnis LNG Usai Divestasi Saham RATU
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), emiten milik Happy Hapsoro, secara strategis memperkuat portofolio bisnisnya dengan rencana akuisisi perusahaan infrastruktur LNG, menyusul divestasi anak usaha RATU melalui IPO di awal tahun. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur keuangan perseroan dan mendorong ekspansi berkelanjutan di sektor energi.
Untuk mendukung rencana ini, RAJA telah mengalokasikan belanja modal sebesar US$70 juta untuk tahun 2025, difokuskan pada proyek-proyek vital seperti pembangunan kompresor di Sengkang dan pipa BBM di Kalimantan Timur.
Perseroan secara spesifik menargetkan finalisasi akuisisi perusahaan infrastruktur LNG di sektor midstream pada kuartal ketiga tahun ini, sementara proses due diligence untuk sektor downstream diharapkan rampung akhir 2025.
Meskipun pendapatan RAJA di kuartal II-2025 meningkat menjadi US$127 juta, laba bersih mengalami penurunan akibat divestasi RATU. Namun, manajemen tetap optimis dapat mencapai target yang telah ditentukan; lalu, akuisisi penting apa yang tengah difinalisasi yang akan memperluas dan memperkuat posisi pasar RAJA di sektor energi?. Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya
