Top News: Rencana IPO Anak Usaha Summarecon dan Dividen dari Adaro
Jangan lewatkan rangkuman berita terbaik kemarin di Top News Katadata.co.id, yang merangkum peristiwa dan analisis paling menonjol dari berbagai sektor. Kami mengulas secara mendalam prospek IPO SMIP, anak usaha Summarecon (SMRA), serta mengintip kisi-kisi dividen dari emiten Boy Thohir, ADRO. Selain itu, ada daftar saham pilihan analis hari ini, dengan PGAS, CUAN, BKSL, MDKA, dan ANTM yang kini masuk dalam radar investasi Anda.
Berita lain yang tak kalah menarik datang dari Polda DIY, yang memberikan klarifikasi seputar penangkapan pemain judi online yang merugikan bandar. Tak hanya itu, kami juga membedah kinerja emiten yang terkait dengan suami Puan Maharani, di mana RAJA, RATU, dan MINA menjadi sorotan utama imbas aksi korporasi terkini.
Rangkuman ini sengaja kami siapkan agar Anda tidak ketinggalan informasi penting dari dunia bisnis, investasi, dan peristiwa hangat lainnya. Jadi, jangan lewatkan membaca lima berita terpopuler kemarin yang telah kami sajikan khusus untuk Anda.
Menilik Rencana IPO SMIP Anak Usaha Summarecon (SMRA), Bagaimana Prospeknya?
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dikabarkan tengah menyiapkan penawaran umum perdana saham (IPO) untuk anak usahanya, Summarecon Investment Property (SMIP). Sinyal ini diperkuat oleh rencana audit laporan keuangan konsolidasi interim SMRA per 30 Juni 2025, yang menurut manajemen terkait dengan aksi korporasi tersebut. Meski demikian, Direktur Utama SMRA menyatakan bahwa rencana IPO ini masih dalam tahap pertimbangan dan bergantung pada kondisi pasar.
Rencana IPO SMIP sejatinya sudah digadang-gadang sejak 2015, dengan target dana segar mencapai US$200 juta dan penunjukan tiga penjamin emisi. Seiring dengan kabar aksi korporasi ini, kinerja keuangan SMRA pada kuartal I 2025 justru mencatat penurunan pendapatan neto sebesar 1,39%. Untuk mengetahui lebih detail mengenai alasan di balik penurunan kinerja ini dan bagaimana hal tersebut bisa memengaruhi kelanjutan rencana IPO yang sudah lama dinantikan, simak artikel selengkapnya.. Simak berita selengkapnya
Kisi-Kisi Dividen Emiten Boy Thohir (ADRO), Intip Prospek dan Target Saham
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) kini mengalihkan fokus bisnisnya dari batu bara termal ke industri strategis masa depan seperti metcoal dan aluminium hijau, didukung oleh anak usahanya PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Analis Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Farras Farhan, menilai ADRO bertransformasi menjadi platform energi industri generasi baru yang mendukung dekarbonisasi dan gelombang kendaraan listrik. Perusahaan menargetkan peningkatan produksi metcoal, pengoperasian pabrik peleburan aluminium berbasis energi air pada awal 2026, serta pengembangan kapasitas energi terbarukan yang signifikan.
Transformasi Adaro juga melibatkan unit layanan pertambangan SIS dan proyek Adaro Green yang mengembangkan kapasitas PLTA Mentarang. Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham ADRO dengan target harga Rp 2.300, didukung prospek laba bersih dan potensi dividen yang menarik seiring pergeseran fokus perusahaan. Namun, meskipun prospek revaluasi dinilai kuat, investor perlu memahami apa saja risiko utama yang mungkin dihadapi perusahaan di tengah perjalanannya menuju dekarbonisasi industri ini.. Baca berita selengkapnya
Daftar Saham Pilihan Analis Hari Ini: PGAS, CUAN, BKSL MDKA dan ANTM Masuk Radar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih menghadapi tekanan pada perdagangan Kamis (7/8) setelah ditutup turun 0,15% sehari sebelumnya, dengan analisis teknikal menunjukkan risiko pelemahan lebih lanjut ke kisaran 7.259–7.415. Tekanan jual investor membayangi, sementara pasar juga mencermati rilis data ekonomi penting dari Tiongkok, Inggris, dan Amerika Serikat, serta cadangan devisa dalam negeri. Meskipun demikian, IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif dengan kecenderungan melemah terbatas antara 7.450–7.550.
Menyikapi kondisi pasar, berbagai sekuritas merekomendasikan saham pilihan dengan strategi yang beragam. MNC Sekuritas menyarankan pencermatan pada ANTM, BKSL, MDKA, dan MLPL, sementara Phintraco Sekuritas merekomendasikan ERAA, BRMS, PGAS, AKRA, dan ISAT. CGS International Sekuritas Indonesia juga memberikan rekomendasi beli spekulatif jangka pendek untuk beberapa saham, seperti CUAN, MDKA, dan ANTM, namun apakah saham-saham ini akan membawa keuntungan dan bagaimana strategi masuk serta keluar yang disarankan?. Baca berita selengkapnya
Polda DIY Klarifikasi soal Penangkapan Pemain Judol yang Rugikan Bandar
Kepolisian Daerah (Polda) DIY menegaskan akan menindak seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas judi online, mulai dari pemain, operator, pemodal, hingga bandar dan promotor, tanpa toleransi. Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan respons netizen terkait penangkapan lima pemain judol yang "merugikan bandar," padahal laporan awal berasal dari warga yang mencurigai aktivitas ilegal. Kasubdit V/Siber Ditreskrimsus Polda DIY, AKBP Slamet Riyanto, memastikan laporan warga itulah yang dikembangkan secara profesional.
Dari laporan tersebut, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, termasuk empat operator dan satu koordinator berinisial RDS, yang memanipulasi situs judol dengan memanfaatkan promo untuk menambah deposit. Kasus ini telah memasuki tahap penyidikan sebagai bentuk komitmen Polda DIY dalam penegakan hukum.
Lantas, apa yang akan dilakukan Polda DIY jika di kemudian hari ditemukan bukti keterlibatan bandar judol atau jaringan yang lebih besar dalam kasus ini?. Klik berita ini untuk membaca kelanjutannya
Bedah Kinerja Emiten Suami Puan: RAJA, RATU, MINA Disorot Imbas Aksi Korporasi
Tiga emiten terafiliasi Happy Hapsoro, yaitu RAJA, RATU, dan MINA, menunjukkan kinerja finansial dan manuver korporasi yang bervariasi sepanjang semester I 2025. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mencatatkan penurunan laba bersih 20,57% menjadi US$ 11,35 juta meskipun pendapatannya meningkat, dan kini berencana mengakuisisi perusahaan infrastruktur LNG setelah divestasi saham anak usahanya.
Sementara itu, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) berhasil membukukan kenaikan tipis laba bersih 3,43% menjadi US$ 7,64 juta meski pendapatan menyusut, dengan harga sahamnya melesat drastis pasca-IPO.
Di sisi lain, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,90 miliar, meskipun pendapatannya naik dan kerugiannya sedikit menyusut dibandingkan tahun sebelumnya. Emiten ini baru saja merampungkan aksi right issue untuk menambah modal ekspansi sebesar Rp 164 miliar, sebuah langkah yang juga berpotensi meningkatkan kepemilikan langsung Hapsoro di perusahaan tersebut.
Setelah serangkaian manuver dan laporan kinerja ini, apakah aksi korporasi MINA ini akan benar-benar berhasil mengubah nasib kerugiannya seperti yang diuraikan dalam artikel?. Baca berita selengkapnya
