Waspada Mikroplastik, Pemprov Jakarta Gencarkan Edukasi Pengelolaan Sampah

Image title
27 Oktober 2025, 16:48
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto
Dok. Pemrov DKI Jakarta
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta gencar mengampanyekan edukasi pengelolaan sampah mulai dari lingkup rumah tangga. Apalagi, pencemaran mikroplastik kini mulai terdeteksi di udara dan air hujan.

“Pengelolaan sampah yang baik dimulai dari rumah. Kalau warga terbiasa memilah sampah organik dan anorganik, potensi sampah plastik yang berakhir di lingkungan bisa ditekan, begitu juga risiko mikroplastik di air hujan,” ujarnya.

Menurut Asep, solusi paling efektif untuk menekan sumber mikroplastik bukan hanya lewat teknologi pengolahan, tapi lewat perubahan kebiasaan masyarakat sejak dari rumah.

Untuk mendukung hal itu, Pemprov DKI memperluas program Satu RW Satu Bank Sampah yang kini menjangkau banyak wilayah. Melalui skema ini, warga dapat menabung sampah anorganik seperti plastik dan kertas, sementara sampah organik diolah menjadi kompos atau pakan maggot di tingkat lingkungan.

Asep menilai edukasi publik menjadi pondasi utama dalam membangun budaya baru pengelolaan sampah. “Teknologi penting, tapi tanpa perubahan perilaku masyarakat hasilnya tidak akan bertahan lama. Edukasi dari rumah adalah kuncinya,” katanya.

Selain mendorong partisipasi warga, Pemprov DKI juga memperkuat infrastruktur pengelolaan modern seperti RDF Plant Bantargebang yang telah beroperasi dan RDF Plant Rorotan yang segera diresmikan.

Pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) juga tengah disiapkan sebagai langkah jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada TPST Bantargebang.

Kolaborasi Edukasi dan Teknologi

Upaya pengurangan sampah turut diiringi dengan peningkatan transparansi informasi lingkungan. Melalui portal udara.jakarta.go.id dan aplikasi JAKI, masyarakat dapat memantau kualitas udara secara real-time, termasuk parameter polutan halus PM2.5 yang berpotensi membawa partikel mikroplastik.

Dalam waktu dekat, Pemprov DKI menyiapkan Early Warning System (EWS) untuk memperkirakan kondisi udara hingga tiga hari ke depan. Langkah ini diharapkan mendorong partisipasi masyarakat menjaga kualitas udara dan mengurangi polusi dari sumbernya.

Dengan kombinasi antara edukasi publik, kolaborasi warga, dan teknologi pengelolaan modern, Pemprov DKI menargetkan Jakarta menjadi kota yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Jakarta bersih dimulai dari kebiasaan kecil di rumah — memilah, mengurangi, dan mengelola sampah dengan bijak. Dari sana kita bisa menekan pencemaran mikroplastik,” ujar Asep.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...