Imbas Perang Dagang, 2 Pabrikan Mobil Listrik Tiongkok Relokasi ke RI
Perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) turut berimbas terhadap sektor otomotif Tiongkok. Dua pabrikan mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu, yaitu BYD dan JAC yang dikabarkan berminat memindahkan atau merelokasi pabrik mereka ke Indonesia seiring dampak sengketa dagang tersebut.
Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin mengatakan, minat tersebut terungkap saat kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ke Tiongkok pekan lalu.
"Mobil listrik mau relokasi, yaitu BYD dan JAC. BYD itu mobil yang kerja sama dengan Bluebird sedangkan JAC itu ukuran kelas mobilnya satu tingkat di bawah BYD, tapi itu besar (juga)," katanya.
(Baca: Menteri Luhut Janjikan Aturan Pelonggaran Impor Mobil Listrik)
Menurut Ridwan, pembicaraan mengenai wacana relokasi telah beberapa kali dilakukan. Keduanya, bahkan sudah masuk ke Indonesia dan bermitra dengan swasta.
Namun, kedua perusahaan tersebut masih enggan mengungkapkan kisaran nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia. "Mereka tidak mengungkapkan angka tapi sudah menyatakan minat. Syaratnya jelas dan lokasinya ada. Perpres sedang ditunggu," kata Ridwan.
Meski belum ada informasi spesifik mengenai lokasi pabrik, Jawa Barat ditawarkan sebagai salah satu opsi karena pusat industri otomotif Indonesia sebagian besar ada di sana. "Tapi kalau dia mau mendekatkan sama sumber baterainya bisa juga di luar (Jawa) sana," ujarnya.
(Baca: Toyota Investasi Rp 28 Triliun untuk Bangun Mobil Listrik di Indonesia)
Pekan lalu, Menko Luhut bertolak ke Tiongkok guna mengunjungi sejumlah pabrik. Hal itu dilakukan untuk memastikan investasi para pengusaha negeri tirai bambu ke Tanah Air juga bisa terealisasi dengan baik seperti halnya di negara asalnya.
Pabrik yang dikunjungi Luhut di antaranya, yakni pabrik baterai mobil listrik, pabrik mobil listrik hingga pabrik pengolah limbah serta bertemu dengan sejumlah pengusaha.