Harga Tiket Pesawat Mahal, Angkasa Pura Diminta Genjot Layanan Kargo

Image title
30 Mei 2019, 13:22
Sejumah wisatawan menyaksikan pergerakan pesawat di landasan pacu Bandara Ngurah Rai dari Pantai Patra Bali, Kuta, Selasa (15/5). Pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai rencananya akan memperluas apron dengan menguruk enam hektare kawasan perairan sis
ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Sejumah wisatawan menyaksikan pergerakan pesawat di landasan pacu Bandara Ngurah Rai dari Pantai Patra Bali, Kuta, Selasa (15/5). Pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai rencananya akan memperluas apron dengan menguruk enam hektare kawasan perairan sisi barat bandara untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas penerbangan terutama pada pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018.

Agar tak terus berlanjut, perusahaan akan meningkatkan sisi bisnis non-aero. "Non-aero kan masih bisa ditingkatkan. Jadi total pendapatan kami masih bisa dicapai," kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi, di Jakarta, Kamis (23/5).

Namun, untuk menggenjot bisnis non-aero, Faik mengatakan tergantung karakteristik bandara. Apabila bandara yang potensial melayani pariwisata, pihaknya akan membuat semacam paket wisata.

Meski bisnis penerbangan tengah menantang dengan isu harga tiket pesawat yang mahal, perusahaan menyatakan bakal tetap melanjutkan rencana investasi tahun ini. Pada 2019, Angkasa Pura I mengalokasikan senilai Rp17,5 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur bandara.

Adapun selama musim libur Lebaran 2019, Angkasa Pura I sudar menerima pengajuan penerbangan tambahan sekitar 1.628 penerbangan. Namun, angka ini lebih rendah dari tahun lalu, yang mencapai 5.245 penerbangan.

(Baca: Riset UI: Kemampuan Masyarakat Beli Tiket Pesawat Maksimal Rp 1,5 Juta)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati, Antara
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...