JK Minta Masyarakat Tak Corat-Coret dan Tepat Waktu Gunakan MRT
Moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta atau yang disebut sebagai Ratangga segera beroperasi. Masyarakat diimbau untuk disiplin ketika menggunakan transportasi umum tersebut, tidak mencorat-coret dan tertib mengantre.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan moda transportasi MRT Jakarta akan membuat masyarakat DKI Jakarta belajar berdisiplin. Hal ini dikatakan Kalla usai menjajal transportasi teranyar tersebut bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.
Menurutnya, moda ini memiliki dua hal yang menjamin warga berpindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi massal. Pertama, kenyamanan dan keamananan. Kedua, dalam hal ketepatan waktu. "Jangan corat-coret, tepat waktu. Ini juga mengantre," kata Kalla di stasiun Bunderan HI, Jakarta, Rabu (20/2).
MRT yang menghubungkan Bundaran HI dengan Lebak Bulus rencananya akan beroperasi bulan depan. Kalla juga menambahkan, pada Maret mendatang pembangunan MRT fase kedua yang menghubungkan Bunderan HI-Kampung Bandan akan dimulai. "Kami terlambat membangun, harusnya tahun 1990-an," kata Kalla.
(Baca: Jualan di Stasiun MRT, UMKM Kreatif Wajib Sewa Rp 1,3 juta per Bulan)
Kalla juga menyebut keberadaan rel MRT sepanjang 16 kilometer saat ini belum cukup. Kalla menargetkan dalam sepuluh tahun ke depan harus ada minimal 200 kilometer rel MRT yang beroperasi di wilayah Ibu Kota dan penyangganya.
Dengan panjang rel 200 kilometer, Kalla yakin masyarakat dapat beralih ke kendaraan umum. "Sepuluh tahun (bangun) 200 kilometer, baru Jakarta (bisa) bersaing dengan metropolitan lain," kata Kalla.
Sementara itu, Anies menjelaskan, MRT akan tersambung dengan moda lain seperti TransJakarta. Dia mencontohkan, stasiun Bunderan HI akan terintegrasi dengan halte TransJakarta di atasnya. Dengan adanya integrasi, Anies yakin masyarakat dapat bepergian ke manapun dengan nyaman. "Kalau sekarang 75% kendaraan pribadi, 25% kendaraan umum. Apabila terintegrasi, akan terbalik nanti," jelasnya.
Namun, baik Kalla maupun Anies belum mengumumkan berapa tarif MRT yang akan ditetapkan. Anies mengatakan soal tarif ini akan diumumkan Pemerintah Provinsi DKI secara terpisah, "Harga akan diumumkan terpisah." kata Anies.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memperkirakan tarif MRT akan berkisar Rp 8.000-Rp 9.000. Setelah masa uji coba berkala, MRT akan dioperasikan pada Maret 2019.
(Baca: Beroperasi Maret 2019, Jokowi: Tarif MRT Berkisar Rp 8.000-Rp 9.000)