Trump Larang Pesawat Penumpang Tiongkok Terbang ke AS
Pemerintahan Donald Trump melarang maskapai penerbangan Tiongkok untuk melakukan layanan penerbangan terjadwal ke AS mulai 16 Juni. Langkah ini bertujuan untuk menekan Tiogkok yang tidak mengizinkan maskapai AS untuk melanjutkan penerbangan dari negara tersebut.
Masalah ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing terkait pandemi corona dan masalah Hong Kong. Tindakan pemerintahan Trump sebenarnya menyimpang dari keinginan pemerintahan AS sebelumnya untuk memudahkan maskapai-maskapai untuk berekspansi ke rute-rute internasional tanpa persetujuan yang berat dari pemerintah setempat. AS saat ini tak memiliki perjanjian open skies dengan Tiongkok.
Larangan terbang AS ini mempengaruhi Air China, China Eastern, China Southern, dan Xiamen. Maskapai-maskapai penerbangan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(Baca: Sedang Telusuri Corona dari Kelelawar, Dana Hibah Peneliti Disetop AS)
Namun, Juru Bicara Departemen Perdagangan AS menyebut tindakan tersebut tidak memengaruhi penerbangan dari Hong Kong.
"Perselisihan saat ini kembali ke era pasar masuk terbatas yang telah kami coba hindari selama 30 tahun terakhir," kata Bob Mann, seorang analis penerbangan dan mantan eksekutif TWA dan maskapai penerbangan lainnya.
Delta Air Lines dan United Airlines telah berusaha untuk kembali ke Tiogkok setelah menghentikan layanan karena pandemi virus corona pada awal tahun ini. Namun, mereka belum menerima persetujuan dari otoritas penerbangan China untuk melakukannya.
"Kami mendukung dan menghargai ASm tindakan pemerintah untuk menegakkan hak-hak kami dan memastikan keadilan," kata Delta Air Lines dalam sebuah pernyataan.
United Air Lines juga menyatakan tengah menanti dimulainya kembali layanan penumpang antara AS dan Tiongkok ketika regulasi sudah memungkinkan.
“Tujuan utama kami bukanlah untuk mempertahankan situasi ini, melainkan lingkungan yang lebih baik di mana pembawa kedua pihak akan dapat menggunakan sepenuhnya hak-hak bilateral mereka," tulis pernyataan Departemen Perhubungan AS.
(Baca: Perang Dagang dengan Tiongkok Panas Lagi, Perusahaan AS Terancam Rugi)
Departemen Perhubungan AS pun menyatakan siap meninjau kembali kebijakan ini jika otoritas penerbangan Tiongkok menyesuaikan kebijakannya dan menghasilkan kondisi baru bagi maskapai AS.
Pada Maret, pejabat Tiongkok mengatakan maskapai penerbangan AS dapat menerbangkan satu penerbangan penumpang terjadwal seminggu, pada satu rute ke negara mana pun. Langkah ini bertujuan mencegah penyebaran virus corona.
Pada Januari, AS dan maskapai China mengoperasikan 325 penerbangan seminggu antara kedua negara.
Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok belum dapat dimintai komentar, demikian pula dengan Pejabat Kedutaan Besar Tiongkok.