Strategi Pivot Airbnb Ubah Pemasaran di Masa Krisis
Dengan semakin banyaknya orang mengakses konten di media sosial selama pandemi, memberi peluang bagi perusahaan dalam menciptakan konten bernilai tinggi, sehingga menambah nilai bagi konsumen.
Perusahaan juga dapat menghabiskan anggaran pemasaran saluran untuk mempromosikan konten dan mendorong kesadaran ke situs web perusahaan.
2. Live Video dan Fitur Interaktif
Banyaknya saluran konten interaktif selama krisis pandemi memungkinkan masyarakat yang terisolir, terhubung secara virtual dengan berbagai merek di seluruh dunia.
Pebisnis harus cepat beradaptasi dengan menawarkan konten interaktif harian atau mingguan dengan audiens. Contohnya, brand kebugaran global Barry's Bootcamp, yang menawarkan sesi latihan langsung harian gratis di Instagram Live, daripada menawarkannya secara eksklusif kepada para member.
"Hal ini memberi Barry’s Bootcamp kesempatan untuk selalu menjadi yang pertama diingat oleh pelanggan setianya, sekaligus membangun kesadaran merek dengan pengguna baru serta mengembangkan komunitas online perusahaan," ujar Laurie.
3. Bangun Kepercayaan dengan Komunikasi Pemasaran via Email
Selama krisis, transparansi adalah kunci untuk memenangkan hati audiens dan pelanggan secara online. Selama pandemi, banyak merek e-commerce berjuang keras memenuhi permintaan karena masalah logistik, pergudangan, dan kekurangan staf.
Jika dilakukan dengan pendekatan yang benar, pemasaran lewat email, bisa mendatangkan pelanggan dengan tepat waktu dan responsif. "Anda dapat memenangkan kepercayaan audiens Anda untuk jangka panjang," katanya.
Contohnya, pelanggan Cambridge Masks selalu mendapat pembaruan email setiap minggu untuk ketersediaan batch alat pelindung diri (APD) yang sangat dicari.
Sehingga dengan pendekatan yang manusiawi, terpercaya dan otentik bisa menjadi modal penting sebagai sebuah merek di masa pandemi.