Cek Data: Mengapa Jepang Wajibkan Turis Asal Indonesia Tes TBC?

Reza Pahlevi
28 November 2023, 16:32
Tenaga kesehatan menunjukkan hasil rontgen thorax salah satu pasien di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa (21/3/2023). Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan melakukan deteksi tuberkulosis (TBC) gratis kepada 1.000 orang penyandang diabetes me
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Tenaga kesehatan menunjukkan hasil rontgen thorax salah satu pasien di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa (21/3/2023).

Pemerintah Jepang mewajibkan pelancong dari Indonesia dan lima negara lain untuk melakukan tes tuberkulosis (TBC) jika ingin mengunjungi Jepang selama tiga bulan atau lebih. Alasannya adalah banyak pasien baru TBC di Jepang yang berasal dari keenam negara tersebut.

Kontroversi

Aturan ini diumumkan Menteri Kesehatan Jepang, Keizo Takemi pada 16 November 2023. Aturan yang berlaku mulai 2024 ini disebabkan pendatang dengan TBC yang masuk ke Jepang dilaporkan terus mengalami peningkatan. 

Negara-negara yang jadi bagian dari aturan ini adalah Filipina, Vietnam, Cina, Indonesia, Nepal, dan Myanmar. Para pelancong dari keenam negara ini harus melakukan tes TBC di fasilitas kesehatan yang ditunjuk Pemerintah Jepang.

Takemi mengatakan, kebijakan ini seharusnya sudah diberlakukan mulai 2018, seiring meningkatnya pasien TB dari luar negeri sejak tahun tersebut. Namun, aturan baru bisa dilakukan tahun depan.

“Kami akan melakukan persiapan untuk implementasi aturan secepatnya,” kata Takemi, dikutip dari Asahi Shimbun, 17 November 2023.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa mengatakan aturan ini memalukan untuk Indonesia.

“Itu kan memalukan memang, karena kita nomor dua jagoan TB sekarang. Angka insidensi kita nomor dua di dunia,” kata Suharso, 20 November 2023.

Faktanya

TBC sebenarnya adalah penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan jika melakukan pengobatan rutin. Meski begitu, TBC merupakan salah satu penyakit menular paling mematikan pada 2022. Jumlah penderita orang yang meninggal akibat TBC hanya kalah dari Covid-19.

Global Tuberculosis Report 2023 yang dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 10,6 juta insidensi TB dengan 1,3 juta kematian di seluruh dunia pada 2022. Data perkiraan digunakan karena kebanyakan kasus TBC tidak terkonfirmasi.

Indonesia adalah salah satu negara dengan insidensi TBC terbanyak saat ini. WHO memperkirakan ada 385 insidensi TBC per 100 ribu populasi di tanah air pada 2022. Jumlah insidensi per 100 ribu penduduk tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2000.

Angka ini sempat turun menjadi 312 per 100 ribu penduduk pada 2019. Angka terendah tercatat pada 2020, yaitu 301 per 100 ribu penduduk. Namun, fenomena ini anomali seiring dengan pandemi Covid-19 yanh membuat deteksi TB lebih sulit. 

Estimasi jumlah kematian akibat TB tercatat 51 per 100 ribu penduduk pada 2022. Ini sekaligus yang tertinggi sejak 2008.

Secara total, WHO memperkirakan ada 1,06 juta insidensi TBC di Indonesia pada 2022. Total insidensi tersebut menempatkan Indonesia di posisi kedua di bawah India. Pada tahun yang sama, WHO memperkirakan ada 2,82 juta insidensi di India.

Adapun 4 dari 10 negara dengan insidensi TBC terbanyak adalah negara yang penduduknya dibatasi masuk oleh Jepang. Keempat negara ini adalah Indonesia, Cina, Filipina, dan Myanmar.

Orang Indonesia Pembawa TBC di Jepang

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...