Akademisi dan DPR Sebut Infrastruktur Gerus Lahan Pertanian

Rizky Alika
21 Oktober 2019, 18:57
Akademisi dan Anggota DPR mencatat, pembangunan infrastruktur menggerus lahan pertanian
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, petani dikawasan Marunda, Cilincing, Jakarta mulai sibuk memanen padi yang sudah mulai menguning (5/7). Akademisi dan Anggota DPR mencatat, pembangunan infrastruktur menggerus lahan pertanian.

Akademisi dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencatat, pembangunan infrastruktur secara masif mengancam ketahanan pangan Indonesia. Hal itu terlihat dari  lahan pertanian yang terus berkurang.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mencatat, ada banyak konversi lahan untuk pembangunan infrastruktur. "Apalagi infrastruktur banyak (dilakukan) di Pantai Utara (Pantura) yang memiliki banyak lahan pertanian," kata dia dalam diskusi bertajuk ‘Tantangan dan Peluang Pangan Dalam Negeri’ di Jakarta, Senin (21/10).

Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, kata dia, akan menciptakan efek berganda. Keberadaan infrastruktur ini dapat mendorong pembangunan di kawasan tersebut. Di satu sisi, luas lahan padi menurun lantaran banyak perusahaan membangun pabrik.

(Baca: Ketahanan Pangan Rentan, Masyarakat Diminta Beralih Konsumsi Jagung)

Padahal, ia mencatat lahan pertanian di Indonesia hanya berfokus di Pulau Jawa. Sekitar 13% dari total luas lahan di Indonesia digunakan untuk pertanian. Lalu, sekitar 5% di antaranya berada di Pulau Jawa.

Karena itu, ia berharap konsentrasi lahan padi di Jawa dapat ditekan. Lagi pula, menurutnya daratan di Sumatera dan Kalimantan lebih luas ketimbang Jawa.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...